Kelakuan Bayi Gajah Tertinggal Kawanan di Kebun Sawit, Dekati Warga yang Melintas

Seekor bayi gajah terpisah dari kawanannya di perkebunan sawit, Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar.

oleh M Syukur Diperbarui 12 Mar 2025, 21:48 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2025, 21:04 WIB
Bayi gajah ditinggal induknya mengikuti seorang warga yang melintas di perkebunan sawit Kabupaten Kampar.
Bayi gajah ditinggal induknya mengikuti seorang warga yang melintas di perkebunan sawit Kabupaten Kampar. (Liputan6.com/M Syukur)... Selengkapnya

Liputan6.com, Pekanbaru - Seekor anak gajah di Desa Gunung Sari, Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, menjadi tontonan warga sekitar. Bayi satwa berbelalai itu bukanlah bagian sirkus tapi ditinggalkan oleh induknya di perkebunan sawit masyarakat sekitar.

Bayi gajah jantan itu tak takut sedikitpun dengan warga yang mendekatinya. Bahkan, bayi gajah berlari-lari kecil serta mengikuti warga yang datang ke lokasi.

 

Kini, bayi gajah yang belum bisa mengonsumsi makanan keras tersebut menjadi penghuni baru Pusat Pelatihan Gajah (PLG) Minas. Kesehatannya terus dipantau dan diberi asupan bergizi menjelang dikembalikan ke kawanannya.

"Petugas masih mencari kawanan tempat induk gajah, kalau nanti sudah ketemu dan siap, anak gajah bakal dikembalikan," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Genman Suhetfi Hasibuan, Rabu siang, 12 Maret 2025.

Genman menjelaskan, warga Gunung Sari menemukan dihebohkan dengan adanya anak gajah bermain di kebun sawit pada 9 Maret 2025. Beberapa hari sebelumnya, kawanan gajah sempat melintas di perkebunan.

"Kami dilaporkan pada 10 Maret, petugas ke lokasi untuk evakuasi," kata Genman.

Berdasarkan informasi warga, induk gajah terus bergerak meskipun anaknya tertinggal di belakang. Anak gajah berusaha mengejar tapi tetap saja tertinggal di perkebunan sawit.

Pemeriksaan petugas, bayi gajah masih berumur 2 bulan. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan kondisi anak gajah sehat namun masih belum bisa mengonsumsi makanan kecuali susu. 

"Sudah dievakuasi ke PLG Minas agar kesehatan satwa dapat diobservasi setiap hari secara intensif, mengingat usianya yang masih bayi sehingga sangat riskan terserang penyakit," jelas Genman.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Promosi 1

Jangan Pasang Jerat

Selain kesehatan, evakuasi harus dilakukan karena keberadaan anak gajah yang terpisah dari induk dan kelompoknya berpotensi memunculkan interaksi negatif atau konflik dengan manusia maupun satwa liar lainnya.

"BBKSDA Riau tetap berupaya mencari induk dan kelompoknya agar anak gajah dapat segera bergabung dengan kelompok di habitat alaminya," ujar Genman.

Selain berterimakasih kepada masyarakat, Genman meminta adanya adaptasi warga dengan keberadaan gajah liar yang sering melintas di perkebunan sawit. Masyarakat diminta tidak menyakiti, memburu ataupun membunuh satwa dilindungi.

"Kemudian tidak memasang jerat dan tidak melakukan perburuan," tegas Genman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya