Liputan6.com, Kendari - Tawuran siswa STM di depan SPBU Rabam Kota Kendari, Jumat (6/12/2019), dilerai seorang anggota TNI berseragam lengkap. Saat itu, puluhan siswa STM langsung lari berhamburan usai salah seorang rekannya yang berusaha merusak mobil angkutan kota (angkot) dipiting Kopda Emanuel Maresyembun.
Terungkap, Kopda Emanuel Maresyembun (37) ternyata berstatus sopir Kepala Staf Kodim (Kasdim) 1417 Kendari yang melintas di lokasi kejadian. Saat itu, ternyata dia mengendarai mobil Kasdim 1417 Kendari.
Sabtu siang (7/12/2019), Kopda Emanuel menceritakan alasannya melerai tawuran antar siswa. Dia mengatakan, ternyata mobil dinas Kasdim sempat terkena lemparan pada bagian kanan depan.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya, sejumlah siswa STM berusaha merusak salah satu angkot. Alasannya, lawan mereka ada di dalam angkot yang dilempari.
"Awalnya, saya cuek. Karena biasa lah remaja kan apalagi anak STM. Tapi, melihat mobil pimpinan kena lempar dan penyok, pasti saya yang ditanya di kantor, kalau saya tak ada bukti ya harus tanggung jawab," cerita Emanuel.
Dia lantas menangkap seorang pelajar yang terlibat tawuran. Emanuel masih sempat melihat sejumlah siswa membawa benda tajam, rantai dan pentungan kayu. Namun, teriakannya rupanya mampu menghalau puluhan pelajar yang terlibat tawuran.
Kopda Emanuel Jago Beladiri
"Di situ saya bawa siswa yang saya amankan di Polsek Mandonga, saya sempat pesan kalau orang kantor Kodim tanya, saya bisa ada bukti mereka yang merusak," ujar pria kelahiran Saumalaki, Maluku Tenggara Barat itu.
Akhirnya, sebanyak 29 siswa STM Kendari yang berada di lokasi tawuran, digelandang ke Polres Kendari. Kapolres Kendari, AKBP Didik Erfianto menyatakan akan membina para pelajar sebelum mengembalikan mereka kepada orang tua.
Kopda Emanuel, bertugas di Kodim 1417 Kendari sejak 2017. Sebelumnya, sejak masuk sebagai anggota TNI pada 2003, dia mendaftar di Papua dan mendapatkan penugasan di Batalyon Infanteri 725 Woroagi, Sulawesi Tenggara.
Disana, Emanuel tinggal 16 tahun di barak dan asrama tentara. Selama itu, dia berlatih beladiri militer yongmodo dan kempo. Tidak hanya itu, Emanuel juga pernah menjalani penugasan pengamanan di perbatasan Papua dan Aceh.
"Saya tugas di Aceh pada 2004-2005, setelah tsunami. Kemudian saya tugas di perbatasan Papua-Papua Nugini pada 2-008-2009," cerita pria kelahiran Ambon, 1983 silam.
Sejak 2017, dia memutuskan keluar dari Yonif 725. Saat pindah di Kodim 1417 Kendari, pria yang hobi olahraga bola voli dan sepakbola itu, langsung ditugaskan sebagai staf Kasdim 1417 Kendari.
Advertisement
Mantan Anak STM
Cerita lain Kopda Emanuel, ternyata dia pernah mengecap pendidIkan di STM selama 2 tahun. Saat itu, dia beesekolah di Kota Ambon.
Pernah bergaul dengan senior dan siswa seangkatan di STM, Emanuel banyak mengerti soal karakter anak STM yang terkenal keras. Salah satu alasannya, karena di sekokah itu mayoritas laki-laki.
"Saya tahu anak STM, mereka keras dan jadi laki-laki betul selama sekolah," ujarnya.
Namun, dia menyesalkan perilaku tawuran dan mengganggu ketertiban di jalan raya. Apalagi, sampai melukai orang dan merusak fasilitas umum.
"Kalau kalian ditangkap polisi, pasti orang tua yang susah. Kasian, padahal ke sekolah tujuannya belajar," ujarnya.
Dia berpesan, remaja laki-laki mesti luas pergaulannya. Namun, bukan yang salah arah dan terlena. Sebab, jika seperti itu pasti menyusahkan orang lain.
"Anak sekolah belajar, bergaul tapi jangan bergaul yang salah. Harus ada tujuan baik, supaya hasilnya baik," pungkasnya.
Saksikan juga videopilihan berikut ini: