Misteri Hilangnya Pelajar dan Legenda Danau Kaco Kerinci

Danau Kaco di Kabupaten Kerinci, Jambi, memiliki keindahan yang menawan. Dibalik birunya air danau itu, ternyata danau ini mempunyai cerita legenda yang turun temurun di masyarakat.

oleh Gresi Plasmanto diperbarui 12 Jan 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2020, 11:00 WIB
Pencarian Orang Hilang di Danau Kaco Kerinci
Tim SAR gabungan saat melakukan operasi pencarian terhadap pelajar yang hilang usai liburan di Danau Kaco. Pelajar atas nama Ikhsan Almughoni (17) hilang sejak 1 Januari 2020. (Liputan6.com/Dok Basarnas/Gresi Plasmanto)

Liputan6.com, Jambi - Awal tahun 2020 warga Kerinci, digegerkan dengan hilangnya seorang pelajar bernama Ikhsan Almughoni (17). Ia dikabarkan hilang setelah liburan tahun baru bersama beberapa temannya dari Dano Kaco di Desa Lempur, Kabupaten Kerinci, Jambi.

Mendapat laporan atas hilangnya seorang pelajar tersebut, tim SAR setempat langsung bergerak melakukan penyisiran. Berbagai upaya pencarian terus dilakukan dengan mendirikan pos di lokasi hilangnya pelajar itu.

Namun, hingga hari ke-10 sejak hilang pada 1 Januari 2020, pencarian yang dilakukan tim SAR gabungan yang dibantu TNI/Polri dan masyarakat setempat tak membuah hasil. Hingga kini, hilangnya pelajar itu masih menjadi misteri.

"Penyisiran sudah dilakukan merata di tempat dan tanda-tanda yang dicurigai. Tapi hasilnya masih nihil," tulis Kordinator Pos SAR Kerinci Nurhasni dalam grup aplikasi pesan Pers Basarnas, Sabtu (11/01/2020).

Setelah berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait dan pihak yang terlibat, tim SAR memutuskan untuk menghentikan proses pencarian. Meski pencarian dihentikan, namun pihak keluarga akan terus mencari sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Hilangnya Ikhsan Almughoni, warga Desa Karya Bhakti, Kota Sungai Penuh, Jambi, terjadi saat ia bersama sejumlah temannya berlibur di Danau Kaco. Mereka melewati jalur perjalanan dari pintu rimba Benteng di Desa Manjuto Lempur.

Saat perjalanan pulang dari Dano Kaco yang melewati hutan rimba, korban mendahului temannya dengan berjalan sendiri. Tetapi, saat rombongan tiba di Desa Manjuto Lempur sekitar pukul 18.00 WIB, korban tidak ada. Akhirnya korban dilaporkan hilang.

Insiden orang hilang di Danau Kaco, bukan hanya kali ini terjadi. Pada akhir tahun 2014 silam, dua orang pengunjung juga dilaporkan hilang. Mereka baru ditemukan dalam kondisi lemas di suatu lembah di tengah hutan.

Legenda Danau Kaco

Danau Kaco Kerinci
Keindahan Danau Kaco airnya yang berwarna biru. (Liputan6.com/Dok TNKS/Gresi Plasmanto)

Danau Kaco dengan segala keindahan yang menawan ternyata memiliki cerita dan legenda yang berkembang di kalangan masyarakat Kerinci. Cerita ini turun temurun.

Dahulu kala di tanah Lekuk 50 Tumbi Lempur dipimpin oleh seorang Raja atau Depati yang memiliki putri yang cantik jelita. Karena kecantikan putri raja itu banyak pangeran yang datang untuk meminang sang putri.

Saat itu ada seorang pangeran yang membawa hantaran dan hadiah berupa intan dan emas untuk mengambil hati raja agar mau menerima lamaran dan menyerahkan putrinya.

Sebagaimana yang ditulis dalam situs TNKS tentang Dano Kaco, raja tadi merasakan dilema karena jika salah mengambil keputusan siapa yang akan meminang putrinya, maka akan menimbulkan perpecahan.

Kemudian raja justru mencari tempat yang layak untuk peristirahatan putrinya. Dia juga membawa semua hantaran dan hadiah yang dibawa oleh pangeran tadi.

Di tengah perjalanan, raja kemudian membuang seserahan yang berupa intan dan emas ini ke danau. Intan dan emas inilah yang dipercaya masyarakat memberikan warna unik dan kilauan di malam hari pada air di Danau Kaco sampai saat ini.

Destinasi Wisata Unik

Terlepas dari mitos dan cerita legenda yang berkembang, Danau Kaco layak untuk dinikmati karena memiliki keindahannya. Wisatawan bisa menjadikan danau ini sebagai destinasi wisata yang harus dikunjungi saat berada di kerinci.

Namun sangat disarankan agar menggunakan pemandu karena harus melewati jalur setapak di hutan belantara TNKS. Untuk menuju ke destinasi Danau Kaco itu pengunjung terlebih dahulu ke Desa Lempur, Kerinci.

Desa Lempur berjarak kurang lebih 45 kilometer dari Kota Sungai Penuh. Untuk sampai ke Kota Sungai Penuh bisa ditempuh dari Kota Jambi maupun dari Kota Padang, Sumatra Barat. Khusus dari Kota Jambi bisa ditempuh melalui jalur udara sekitar 60 menit penerbangan.

Setibanya di Desa Lempur, kemudian petualangan mengunjungi Danau Kaco dimulai. Pengunjung harus berjalan kaki menyusuri hutan sekitar 4 jam. Lelahnya perjalanan akan terbayar ketika melihat keindahan Danau Kaco yang memiliki warna air yang jernih dan unik.

Danau Kaco artinya dalam bahasa Indonesia adalah Danau Kaca. Memang sesuai namanya, ari di danau ini teramat jernih layaknya kaca dan tembus pandang.

Danau Kaco tersebut terletak di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang berada di ketinggian 1.289 meter di atas permukaan laut (mdpl). Danau ini memiliki luas 30x30 meter. Konon kedalaman danau itu belum diketahui secara pasti.

Berdasarkan catatan Balai Besar TNKS menyebut, Danau Kaco cenderung sedikit dihuni oleh biota air seperti ikan, zooplankton dan fitoplankton. Di danau tersebut menjadi tempat hidupnya ikan semah (Tor douronensis). Selain itu secara bologi, fitoplankton dan algae juga dapat menghasilkan warna biru dari kejauhan.

Karena memiliki karakter yang unik di Danau Kacau tersebut, selain wisatawan juga tak jarak para peneliti yang melakukan penelitian di Danau yang eksotis itu.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya