Wabah Virus Corona di China, Pengusaha Ekspor Manggis Tasikmalaya 'Menangis'

Wabah virus Corona yang melanda China, memukul eksportir buah manggis dari Tasikmalaya

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 30 Jan 2020, 01:00 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2020, 01:00 WIB
Beberapa pegawai PT AFA, eksportir manggis asal Tasikmalaya, terpaksa berhenti akibat wabah virus Corona di Cina.
Beberapa pegawai PT AFA, eksportir manggis asal Tasikmalaya, terpaksa berhenti akibat wabah virus Corona di Cina.(Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Tasikmalaya Wabah virus Corona yang tengah melanda Cina dan sejumlah negara di dunia, ikut memukul kegiatan ekspor impor. Seperti di Indonesia, wabah ini berdampak pada ekspor buah manggis asal Tasikmalaya, Jawa Barat.

Para eksportir manggis terpaksa melempar barang kualitas ekspor ke pasar dalam negeri, untuk menghindari kerugian yang cukup besar, dari ancaman busuk.

Husni Tamrin (40), salah satu pegawai PT AFA, eksportir manggis dari Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya mengatakan, sejak merebaknya virus Corona pekan lalu, perusahaannya langsung menghentikan kiriman ke negeri Panda tersebut.

"Ada pemberitahuan perusahaan dari China jangan kirim dulu," ujar dia, menirukan alasan keterangan yang disampaikan pihak importir China, Rabu (29/1/2020).

Berdasarkan keterangan yang diterima perusahaannya, wabah Corona menyebabkan aktivitas warga kota Wuhan dan sebagian besar wilayah China lainnya tampak lesu.

"Infonya tidak ada aktivitas warga yang keluar rumah, sebab takut," ujar dia,

Sebagai eksportir manggis sejak lima tahun lalu, wabah virus Corona kali ini cukup memukul perusahaannya. Padahal, selama ini progres ekspor manggis terbilang lancar. "Apalagi barang di agen sudah banyak, kami terpaksa hentikan," kata dia.

Saat ini, jumlah kiriman ekspor buah manggis PT AFA ke negeri tirai Bambu itu mencapai 120 ton per bulan atau sekitar 30 ton per minggu, sehingga penghentian ekspor cukup mengganggu kinerja perusahaan.

"Buat kami jelas rugi, sebab pegawai harus tetap dibayar, begitu pun agen yang biasa mengirim," kata dia.

 

 

Berkah Pasar Domestik

Beberapa pegawai PT AFA, eksportir manggis asal Tasikmalaya, terpaksa berhenti akibat wabah virus Corona di Cina.
Beberapa pegawai PT AFA, eksportir manggis asal Tasikmalaya, terpaksa berhenti akibat wabah virus Corona di Cina. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Untuk menghindari kerugian yang cukup besar, akhirnya barang ekspor manggis dari Tasikmalaya, terpaksa dilempar ke pasar domestik dengan harga murah.

"Daripada rugi seluruhnya, akhirnya kami jual setengah harga," ujarnya.

Saat ini, harga beli manggis ekspor Tasikmalaya dihargai Rp 30 ribu per kilo, sedangkan setelah virus Corona menyerang, manggis hanya dijual di kisaran Rp 13-14 ribu per kilogram.

"Kami berharap virus Corona ini segera pulih," kata dia.

Kondisi itu membuat pegawai PT AFA merana, mereka terpaksa mengganggur beberapa saat, sambil menunggu info lanjutan pembukaan awal kiriman ekspor ke negeri China.

"Ya mau bagaimana lagi, sejak kemarin saya terpaksa berhenti kerja," ujar Herdis, salah seorang pegawai pengemasan PT AFA.

Biasanya ia bersama pegawai lainnya, menerima gajian sepekan sekali, tetapi setelah wabah virus Corona saat ini, untuk beberapa saat ia terpaksa tidak memiliki pendapatan.

"Buat kami jelas kerugian, mau kerja (ke tempat lain) khawatir ada panggilan, tapi kan tidak jelas juga sampai kapan (pemberitahuan)," ujarnya.

Namun di balik musibah itu, masuknya barang kualitas ekspor ke pasar lokal, merupakan berkah tersendiri bagi masyarakat.

"Yang jelas jika ingin manggis bagus dengan harga murah saat ini waktu yang tepat," ujarnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya