Resort di Ciawi Gunakan Baterai Listrik Tenaga Matahari

Teknologi EBT Baran Energy mulai diterapkan di Indonesia

oleh Liputan6dotcom diperbarui 09 Feb 2020, 00:34 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2020, 00:34 WIB
Pertama di Eropa, Begini Penampakan PLTS Mengapung
Panel surya fotovoltaik mengapung di kompleks pembangkit listrik O'Mega1 di Piolenc, Prancis selatan (30/7/2019). Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) mengapung pertama di Eropa ini akan beroperasi pada September 2019. (AFP Photo/Gerard Julien)

Liputan6.com, Bogor - Teknologi energi baru dan terbarukan (EBT) berupa penggabungan solar panel dan power storage system (baterai penyimpan energi skala besar) mulai dimanfaatkan dan diterapkan di Indonesia demi mendukung program pemerintah dalam mengurangi pemakaian fosil yang menyebabkan polusi udara. Karya anak-anak milenial di bawah naungan Baran Energy itu diberi nama PowerWall

Teknologi baterai berkapasitas penyimpanan 8 KWh ini sejatinya telah diluncurkan pada medium tahun lalu. Namun baru bisa diterapkan secara sempurna setelah beberapa kali melalui uji coba hingga dipastikan layak digunakan.

Victor Wirawan, CEO (Chief Executive Officer) sekaligus founder Baran Energy, mengatakan saat ini teknologi karya anak bangsa ini telah bisa digunakan oleh masyarakat umum.

“Saya bersama anak – anak milenial Indonesia saat ini telah melakukan pemasangan teknologi energi terbarukan ini di kawasan resort di daerah Ciawi, Bogor yang bekerjasama dengan AKI Group," katanya saat acara open house di The Leaf Boutique Resort, Ciawi, Bogor, di mana teknologi Baran terpasang, Sabtu (8/2/2020).

Seperti diketahu, The Leaf Boutique Resort merupakan kawasan properti swa energi yang dikembangkan oleh Anugerah Kasih Investama Group (AKI).

Dengan teknologi ini, menurut dia, masyarakat bisa menghemat empat kali lipat bila dibanding listrik konvensional. Teknologi bisa menjadi sebuah terobosan di tengah semakin merosotnya cadangan energi fosil di dunia

Victor menjelaskan, cara kerja teknologi Baran Energy cukup sederhana, yakni cahaya matahari dikonversi menjadi energi listrik oleh solar panel yang terpasang di atap bangunan, setelah itu dari solar panel energi listrik disalurkan ke peralatan rumah tangga, seperti lampu, kulkas, mesin air, AC, kipas angin. Sementara kelebihan energinya secara otomatis disalurkan ke penampung, berupa baterai (power storage system) untuk bisa dimanfaakan pada malam hari, atau saat kekurangan pasokan listrik.

Untuk harga, pihak Baran Energy menyediakan dua varian, yakni paket premium dan paket accelerate. Untuk paket premium harganya Rp 249 juta. Sedangkan paket accelerate dijual senilai Rp 149 juta. Teknologi ini bisa digunakan, khususnya untuk rumah tinggal, tempat usaha, industri menengah, cafe, perkantoran. Namun, ke depannya Baran Energy juga tengah mengembangkan power storage yang bisa digunakan untuk industri skala besar dengan daya tampung mencapai 1 mega what-hour.

Victor mengungkapkan, teknologi ini selain bisa dimanfaatkan untuk wilayah-wilayah yang terisolisolir yang tidak bisa dijangkau oleh PLN, juga bisa dimanfaatkan bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan energi listrik dari cahaya matahari secara gratis yang tersedia sepanjang tahun.

“Namun, kami pastikan, teknologi Baran Energy ini akan menjadi lifestyle masyarakat Indonesia dalam waktu dekat. Pemakaian juga dipastikan juga akan sangat masif,” ucap pria yang sudah dua tahun melakukan pengembangan dan penyempurnaan teknologi ini.

Victor menjelaskan, pengembangan teknologi ini sangat selaras dengan program pemerintah Indonesia yang menargetkan penggunaan energi terbarukan sebanyak 25 persen pada tahun 2025, tapi saat ini baru 11 persen yang baru berjalan. Maka dari itu Baran Energy lahir untuk mempercepat serta membantu masyarakat Indonesia dalam energi terbarukan sebagai salah satu alternatif penggunaan listrik dengan melalui inovasinya.

 

Gandeng Developer

Dalam pengembangan dan penerapan teknologi ini, Baran Energy bekerjasama dengan sejumlah developer nasional, salah satunya adalah PT Sultan Anugerah Propertindo, salah satu anak usaha Anugerah Kasih Investama (AKI) Group yang saat ini sedang mengembangkan kawasan properti swa energy, yaitu The Leaf Boutique Resort di daerah Ciawi, Bogor.

Presiden Direktur AKI Group, Kevin Octaviano menjelaskan, pihaknya merupakan pioneer dalam pengembangan kawasan properti swa energy yang mengusung konsep green energy yang menggabungkan solar panel dan power storage system.

“Kawasan resort ini kami konsep dengan menerapkan teknologi energi terbarukan yang terkanal ramah lingkungan yang dibuat oleh mitra kami Baran Energy, dimana kami menggabungkan teknologi solar panel yang mampu mengkonversi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan power storage system (baterai penampung energy scala besar),” tutur Kevin.

Kevin mengatakan The Leaf Boutique Resort bisa menjadi kawasan swa energy percontohan di Indonesia. “Jadi, tentu saja hal ini akan menarik bagi masyarakat, khususnya bagi calon konsumen The Leaf. Karena selain bisa digunakan untuk berlibur, resort-nya juga bisa menghasilkan energi secara mandiri,” tutur Kevin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya