Dari Ritual Usir Genderuwo hingga 'Tiket' ke Mekkah, Jadi Motif Ayah Bunuh Anak di Pekanbaru

Ayah bunuh anak di Pekanbaru selalu memberikan jawaban berubah-ubah ketika diinterogasi polisi. Setiap jawaban tidak memperlihatkan rasa bersalah pelaku.

oleh M Syukur diperbarui 19 Feb 2020, 01:00 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2020, 01:00 WIB
Pelaku pembunuhan terhadap anaknya di Pekanbaru memakai baju serba putih ketika ditangkap personel Polsek Tampan.
Pelaku pembunuhan terhadap anaknya di Pekanbaru memakai baju serba putih ketika ditangkap personel Polsek Tampan. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Ayah bunuh anak di Pekanbaru selalu mengutarakan alasan berbeda kenapa nekat membunuh Fadil yang masih berusia 3 tahun. Dimulai dari ritual mengusir genderuwo hingga kuntilanak untuk menyembuhkan istrinya, Jumini, yang tak lain ibu kandung korban.

Pelaku Hermanto juga menyebut pembunuhan terhadap anak ketiganya itu bagian dari ritual keagamaan. Kepada petugas, pria 37 tahun ini menyebut korban anak soleh dan sudah berada di surga.

Kapolsek Tampan Ajun Komisaris Juper Lumban Toruan SIK juga geleng-geleng kepala dengan cerita pelaku ini. Namun, Juper juga heran karena setiap ucapan yang disampaikannya dengan tenang.

"Seperti tidak ada penyesalan, selalu berubah-ubah. Ada bisikan gaib, mengusir roh halus dan bagian ritual apa yang dipelajarinya secara autodidak," kata Juper.

Saat pintu rumah pelaku didobrak di Jalan Cipta Karya, polisi melihat pemandangan menyesakkan dada. Korban terkapar di lantai dapur, di lehernya terdapat kawat jemuran.

Sementara pelaku berada di sampingnya tanpa takut berhadapan dengan polisi dan menggunakan pakaian serba putih. Begitu juga dengan istri dan dua anak korban lainnya memakai baju serupa sembari duduk di kamar.

"Jadi katanya setelah berbuat begitu, dia akan terbang ke Mekkah. Makanya pakai baju putih-putih sebagai persiapan, mau terbang katanya," jelas Juper.

"Saya bilang, kalau kayak gini perbuatanmu, bukan ke Mekkah tapi Rutan Sialang Bungkuk," tambah Juper menimpali jawaban tak masuk akal pelaku.

Menurut Hendi Prasetyo, warga yang ikut masuk ke rumah pelaku, dia melihat istri dan dua anak lainnya duduk di kamar dengan formasi istri di belakang. Sementara anak berada di depan sesuai urutan usia.

"Pelaku, istri, dan anaknya selain korban juga memakai pakaian putih dan ditutup kain panjang putih kepalanya. Seperti sudah melakukan ritual begitu," kata tetangga pelaku ini.

Istri Tahu Perbuatan Suami

Lokasi pembunuhan oleh ayah terhadap anaknya menjadi perhatian warga setelah diberi garis polisi.
Lokasi pembunuhan oleh ayah terhadap anaknya menjadi perhatian warga setelah diberi garis polisi. (Liputan6.com/M Syukur)

Selama ini, pelaku dan keluarga selalu ramah dan bergaul dengan masyarakat di sana. Hanya saja sejak Jumat pekan lalu pelaku dan keluarga menutup diri serta mengunci pintu rumah.

"Makanya kaget juga kenapa bisa begini, selama ini tidak ada yang aneh-aneh," kata Hendi.

Tak hanya pelaku, istri dan dua anaknya juga dibawa ke Mapolsek untuk diminta keterangan. Sang istri diduga tahu semua perbuatan suaminya, sementara dua anak juga tahu tapi tak bisa melarang.

"Kalau anaknya ketakutan, sang istri hampir sama dengan pelaku. Terlihat tenang," kata Juper.

Saat kejadian, tepatnya, Senin pukul 03.00 WIB, sang istri tahu semua perbuatan keji suami terhadap anak bungsunya. Hanya saja, istri pelaku tetap berada di kamar menjaga dua anak lainnya.

"Anak pertama sempat tahu, dengar teriakan adiknya. Dia keluar tapi dimarahi ayahnya, disuruh masuk lagi untuk tidur," jelas Juper.

Hingga kini, personel Unit Reserse Kriminal Polsek Tampan masih menunggu hasil visum dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau. Hal ini untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban untuk selanjutnya penerapan pasal.

"Perlu diketahui apakah penyebab kematian karena jerat di leher atau karena disumpal," kata Juper.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya