Menepis Trauma Keluarga Korban Tragedi Susur Sungai SMPN 1 Turi

Tragedi tersebut bisa menimbulkan trauma baik bagi ratusan siswa yang selamat maupun trauma bagi para keluarga korban susur Sungai Sempor yang meninggal dunia

diperbarui 24 Feb 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2020, 09:00 WIB
Susur Sungai Sempor
Kegiatan susur sungai tidak melulu membahayakan seperti kejadian SMPN 1 Turi yang siswanya hanyut dibawa banjir. Susur ungai memiliki nilai yang baik bagi penelitian dan alam.

Yogyakarta - Sebanyak sepuluh siswa SMP Negeri 1 Turi Sleman tewas usai mengikuti kegiatan pramuka berupa susur Sungai Sempor akhir pekan lalu (21/2) menyisakan trauma. Aksi Cepat Tanggap (ACT) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berencana mengirimkan tim trauma healing ke keluarga korban dalam waktu dekat ini.

"Untuk trauma healing Insya Allah ada, ini masih dikoordinasikan bersama tim kebencanaan ACT," tutur Humas ACT DIY Nasrudin, Minggu (23/2), dikutip dari Suaramerdeka.com.

Dia tak memungkiri, tragedi tersebut bisa menimbulkan trauma baik bagi ratusan siswa yang selamat maupun bagi para keluarga korban susur Sungai Sempor yang meninggal dunia.

"Di ACT kami memiliki tim khusus untuk menangani trauma trauma pasca kejadian seperti ini," imbuh Nasrudin.

Usai ditemukannya dua korban terakhir pada Sabtu pagi, pihaknya bakal segera datang menemui para keluarga 10 siswa yang tewas. Hal ini dilakukan untuk memberikan santunan sebagai bentuk kepedulian yang mendalam. Besarnya santunan yakni Rp 20 juta untuk 10 keluarga korban yang meninggal dunia.

"Ini masih dilakukan pendataan kepada seluruh keluarga korban (susur sungai), sesegera mungkin dari ACT akan memberikan santunan, harapan kami dengan bantuan ini dapat turut meringankan duka keluarga yang sedang berbelasungkawa," sambung Kharis Pradana, Ketua Program ACT DIY.

Simak video pilihan berikut ini:


Sosialiasi Mitigasi Bencana di Sekolah

Pencarian korban susur Sungai Sempor (Fauzan/Liputan6.com)
Pencarian korban susur Sungai Sempor (Fauzan/Liputan6.com)

Sebagaimana diberitakan, tragedi hanyutnya ratusan siswa SMP N 1 Turi, Sleman ini berawal dari latihan pramuka yang digelar Jumat pekan lalu. Saat kegiatan susur sungai, secara tiba-tiba dari arah utara sungai terjadi banjir tiba-tiba setinggi 1-2 meter yang kemudian menghanyutkan ratusan peserta susur sungai tersebut.

Dari total 249 siswa yang hanyut saat kegiatan susur, telah terkonfirmasi 239 dinyatakan selamat, dan 10 siswa dinyatakan meninggal dunia.

Fuad Ahmad Nafis, Komandan Disaster Emergency Response (DER) ACT DIY yang ikut melakukan pencarian korban selama dua hari terakhir mengungkapkan delapan korban telah ditemukan Jumat dan Sabtu, serta dua korban terakhir ditemukan keesokan harinya.

Fuad menambahkan dua korban terakhir ditemukan di dam Mantras yang berjarak kurang lebih 400 meter dari tempat kejadian mula di Sungai Sempor.

"Dan yang pasti peristiwa ini mendorong tim kebencanaan kami untuk lebih massif memberikan pelatihan-pelatihan mitigasi bencana ke sekolah-sekolah," tandas Fuad.

Dapatkan berita menarik Suaramerdeka.com lainnya, di sini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya