Liputan6.com, Pekanbaru - Harimau sumatra terjerat di Kabupaten Pelalawan, Riau, sudah sampai di Dharmasraya, Sumatra Barat. Si Belang berjenis kelamin betina ini menjalani perawatan di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra (PRHS) hingga luka di kaki kanannya sembuh.
Menurut Kepala Balai Besar Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono, harimau itu diberi nama cukup unik, Corina. Nama ini sebagai pengingat di tengah pandemi virus corona covid-19 yang tengah melanda Indonesia dan dunia.
Advertisement
Baca Juga
"Ini sebagai pengingat bahwa harimau itu terjerat saat dunia sedang disibukkan dengan virus corona," kata Suharyono, Selasa petang, 31 Maret 2020.
Suharyono menjelaskan, kondisi harimau berusia tiga hingga lima tahun ini mulai membaik. Selama berada di kandang rehabilitasi, harimau ini mulai agresif dan memperlihatkan keliarannya.
BBKSDA sepakat dengan tim medis belum melakukan medical chek up terhadap harimau yang terjerat di konsesi hutan tanaman industri PT Riau Andalan Pulp and Paper itu.
"Harimau itu juga sudah mau makan dan minum," katanya.
Pengecekan medis baru dilakukan ketika kondisinya lebih baik, tenang, tidak stres, tidak dehidrasi dan stabil. Pemantauan kondisi ini dilakukan selama tiga hari di kandang rehabilitasi.
"Observasi intens akan dilakukan, mudah-mudahan bisa disembuhkan karena lukanya cukup serius, lukanya sampai ke tulang. Semoga masih ada jaringan yang bisa menyambungkan ke bagian telapak kaki," jelas Suharyono.
Suharyono menerangkan, harimau sumatra itu tiba di Dharmasraya pada Senin siang, 30 Maret 2020. Jarak tempuh dari Riau menuju lokasi rehabilitasi sekitar 19 jam.
Sebelum sampai, setiap dua jam sekali tim berhenti untuk mengecek kondisinya dalam perjalanan. Setelah sampai di lokasi, butuh waktu tiga jam agar harimau tersebut mau keluar dari kandang evakuasi ke kandang observasi.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Dipantau Harimau Jantan
Suharyono memaparkan, di lokasi jerat harimau itu diyakini masih ada individu lain. Hal ini juga dilihat langsung petugas karena saat evakuasi berlangsung ada harimau lain terlihat mengamati.
Harimau ini diyakini berjenis kelamin jantan dan merupakan pasangan harimau betina tersebut. Selama evakuasi berlangsung, harimau jantan menjaga jarak dari petugas sehingga evakuasi berjalan aman.
"Artinya, di wilayah itu masih ada harimau lain yang mungkin hidup bersama dengan harimau yang kita evakuasi itu," sambung dia.
Berdasarkan sifatnya, harimau betina tidak punya teritorial. Harimau betina hanya mendiami suatu wilayah yang ada harimau jantan dan merawat anak-anaknya jika melahirkan.
"Yang punya daerah jelajah itu harimau jantan," ucap Suharyono.
Sebagai informasi, harimau ini ditemukan terjerat pada Sabtu petang, 28 Maret 2020. Harimau itu diduga sudah terjerat selama tiga hari dan membuat jerat mencengkeram kuat kaki kanannya hingga nyaris putus.
Harimau pertama kali ditemukan oleh pekerja perusahaan tersebut di Blok Meranti, tepatnya di sempadan sungai atau kanal Sangar Blok Meranti. Atas laporan itu, tim evakuasi dikerahkan ke lokasi pada hari itu juga.
Â
Advertisement