Protokol di RSUP Kandou Manado Picu Meningkatnya PDP Covid-19, Kok Bisa?

Perubahan protokol screening pasien di RSUP Kandou Manado menjadi salah satu penyebabnya.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 16 Apr 2020, 02:00 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2020, 02:00 WIB
RSUP Prof Kandou Manado, salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Sulut.
RSUP Prof Kandou Manado, salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Sulut.

Liputan6.com, Manado - Jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 di Sulut terus mengingkat dalam satu pekan terakhir ini. Perubahan protokol screening di RSUP Kandou Manado menjadi salah satu penyebabnya.

Berdasarkan data yang dihimpun, hingga Selasa, 14 April 2020, jumlah PDP yang dirawat di sejumlah rumah sakit sebanyak 40 orang. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dari satu minggu sebelumnya.

Pada Rabu, 8 April 2020 jumlah PDP (20), kemudian terus bertambah setiap harinya. Kamis (21), Jumat (23), Sabtu (27), Minggu (31), Senin (32), dan Selasa sebanyak 40 PDP.

Jubir Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Sulut dr Steaven Dandel membenarkan adanya peningkatan jumlah PDP di Sulut. Bahkan, angka PDP yang meninggal dunia juga sudah mencapai 12 orang.   

"Perlu digarisbawahi kenapa akhir-akhir ini kita memiki kasus PDP terus meningkat, dan bahkan ada yang meninggal. Ini terjadi karena adanya perubahan protokol screening di RSUP Kandou Manado," ungkap Dandel.

Dandel menjelaskan, sesuai dengan protokol yang baru semua orang dengan sakit apa pun, dengan atau tidak adanya riwayat perjalanan, dan masuk ke RSUP Kandou tetap di-screening dengan foto toraks. Apabila foto toraks menggambarkan bahwa yang bersangkutan ada peradangan paru, maka pasien itu akan ditetapkan sebagai PDP.    

"Oleh karenanya akan makin banyak PDP di RSUP Kandou, dan konsekuensi akan banyak kematian PDP yang bisa saja bukan Covid-19, akan terlapor sebagai PDP,” ujarnya.

Dia mengatakan, apa yang dilakukan melalui perubahan protokol itu semata-mata untuk meningkatkan kewaspadaan di kalangan medis supaya tidak kecolongan.

"Mengantisipasi jika ada pasien yang awalnya bukan Covid namun berkembang jadi Covid, sudah bisa kita cegah sejak awal," ujarnya.

Dalam status sebagai PDP itu kemudian dilakukan swab test dan mengirimkan sampelnya ke lab di Makassar. Jika pasien itu meninggal dalam status PDP, dan masih menunggu hasil lab, maka pemakaman dilakukan sesuai protocol Covid-19.

"Hasil swab test membuktikan pasien itu Covid-19 atau bukan. Tapi kita sudah lakukan prosedur Covid-19 untuk langkah antisipasi," Dandel memungkasi.

Simak juga video pilihan berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya