Tenaga Medis Libur, Polisi Turun Tangan Ikut Makamkan Jenazah Pasien Positif Covid-19 di Sulut

Salah satu anggota Polsek Dimembe bersedia ikut membantu, setelah mengenakan APD.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 01 Mei 2020, 10:45 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2020, 23:00 WIB
Sejumlah faktor menjadi penyebab tertundanya pemakaman jenasah pasien Covid-19 di Sulut.
Sejumlah faktor menjadi penyebab tertundanya pemakaman jenasah pasien Covid-19 di Sulut.

Liputan6.com, Manado - Ketidaksiapan petugas medis dan tidak tersedianya Alat Pelindung Diri (APD), serta kekhawatiran warga menjadi penyebab tertundanya pemakaman jenazah pasien Covid-19 di Sulut. Akibatnya, seorang anggota polisi mendadak ikut menguburkan jenazah itu.

Kejadian itu bermula saat seorang pasien terkonfirmasi positif Covid-19 asal Desa Wusa, Kecamatan Talawaaan, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut, meninggal dunia, Jumat, 10 April 2020.

Setelah melalui protap penanganan Covid-19, sekitar pukul 09.15 Wita, jenasah dibawa dengan ambulans dan dikawal satu mobil polisi menuju ke Desa Wusa.

Saat itu suasana desa sepi, lantaran berbarengan dengan ibadah Jumat Agung. Jenazah selanjutnya dibawa ke pekuburan Desa Wusa, namun setibanya di lokasi, tidak ada petugas medis dari Dinkes Minahasa Utara dan Puskesmas untuk mendampingi. Melihat kondisi ini, Kapolsek Dimembe AKP Deky Demus sempat protes.

“Siapa yang mau kubur?. Kita juga tidak berani kalau tidak ada APD," ujarnya.

Di lokasi pemakaman saat itu, hanya ada 1 APD yang dikenakan oleh sopir ambulance. Kemudian ada yang berinisiatif menelpon Sekretaris Satgas Covid-19 Provinsi Sulut dr Steaven Dandel. Beberapa saat kemudian Dandel datang dengan membawa APD.

Tidak ada petugas medis, juga warga desa. Hanya ada anak tiri dari pasien yang meninggal, satu orang aparat desa, serta sopir. Mereka bersedia memakai APD untuk memakamkan jenasah. Namun untuk proses pemakaman itu, masih kekurangan tenaga. Maka salah satu anggota Polsek Dimembe bersedia ikut membantu, setelah mengenakan APD.

Menanggapi kejadian ini, Dandel mengatakan Pemerintah Kabupaten dan Kota diharapkan selalu siap sehingga ketika ada perkembangan kasus Covid-19 bisa segera tindaki.

“Bertepatan ini hari libur, jadi itu hambatannya dalam memobilisasi sumber daya termasuk tenaga medis. Ini kelemahan kita dari sisi komunikasi, dan itu segera diperbaiki

Dia menambahkan, terkait Alat Pelindung Diri (APD) sebenarnya sudah ada di Dinkes Minahasa Utara. Namun kendalanya petugas medis tidak bisa dimobilisasi tepat waktu saat proses pemakaman jenasah Covid-19.

Simak juga video pilihan berikut:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya