Larangan Mudik PSBB Jabar Bikin Bisnis Oleh-Oleh dan Kuliner Cirebon Mati Suri

Dampak covid-19 terhadap sektor ekonomi pariwisata di Pantura Cirebon mulai terasa bahkan tidak sedikit hotel yang tutup di tengah pandemi covid-19 ini

oleh Panji Prayitno diperbarui 08 Mei 2020, 10:00 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2020, 10:00 WIB
Cerita Penjual Oleh-oleh dan Kuliner Cirebon Tutup Ditengah Larangan Mudik dan PSBB
Penjual oleh-oleh khas Cirebon mengaku penjualannya menurun drasti bahkan dalam sehari tidak ada pembeli imbas covid-19. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Sri, seorang karyawan toko oleh-oleh khas Cirebon hanya bisa duduk diam dan termenung di tengah sepinya pembeli imbas larangan mudik atau pulang kampung oleh pemerintah.

Sesekali Sri merapikan dagangan yang dipajangnya di jalur utama Pantura Cirebon kawasan Tengah Tani Kabupaten Cirebon. Sri mengaku belakangan sedang sepi pembeli.

"Sejak pertama kali corona masuk ke Indonesia nah di situ sudah mulai terasa gejalanya pembeli menurun," ujar dia, Kamis (7/5/2020).

Dia mengaku penurunan semakin terlihat sejak covid-19 memapar ke sejumlah warga di Indonesia. Kebijakan social distancing seakan membuat pedagang oleh-oleh Cirebon tersebut terpukul.

Dia mengaku, kebijakan pemerintah melarang mudik atau pulang kampung menyusul adanya pandemi covid-19 berdampak kepada sektor ekonomi khususnya pariwisata.

"Awal diumumkan masuknya corona ke Indonesisa penurunan sudah terlihat sekitar 10 persen. Sekarang drastis tingkat penurunannya rata-rata lima persen. Bahkan saya sendiri sering tidak melayani pembeli dalam sehari," ungkap Sri.

Di hari biasa pada Ramadan tahun lalu, Sri biasanya mendapat omzet Rp 500 ribu. Namun, jika masuk hari libur, omzet penjualan oleh-oleh khas Cirebon sampai Rp2 juta.

Pada Ramadan tahun ini, Sri mengaku tidak setiap hari ada pembeli yang mampir datang untuk belanja oleh-oleh Cirebon. Omzet yang diperoleh pun menurun drastis.

"Sekarang sehari sekitar Rp30 ribu sampai Rp50 ribu kalau beruntung Rp100 ribu. Itupun tidak setiap hari," sebut Sri.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Empal Gentong

Cerita Penjual Oleh-oleh dan Kuliner Cirebon Tutup Ditengah Larangan Mudik dan PSBB
Sepinya pembeli juga dirasakan pedagang kuliner Empal Gentong khas Cirebon H Apud bahkan mereka hanya melayani pembelian empal gentong dalam kemasan kaleng. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Covid-19 tak hanya berdampak kepada turunnya penikmat kuliner Cirebon Empal Gentong. Salah satu tempat makan Empal Gentong H Apud Cirebon mengaku tutup hingga Lebaran tiba.

"Selama WFH sih belum tutup tapi pengunjung yang makan menurun drastis. Melihat itu akhirnya pas ada keputusan PSBB kami putuskan untuk tutup dulu," ujar salah seorang karyawan Restauran Empal Gentong H Apud Cirebon, Rizki Hakiki.

Rizki menyebutkan, Empal Gentong H Apud Cirebon tutup hingga 24 Mei 2020 atau setelah hari raya Idul Fitri. Hampir semua karyawan empal gentong diliburkan karena sepinya pembeli.

Dia mengaku, sejak awal covid-19 masuk ke Indonesia, penjualan sudah terasa menurun. Bahkan, penurunan bisa lebih dari 50 persen per hari.

"Biasanya semua ruangan terisi sekarang tidak terisi di satu sisi juga harus menerapkan protokol covid-19 seperti jaga jarak. Dan kami pilih layani pesanan untuk dibawa pulang," kata dia.

Namun demikian, Empal Gentong H Apud Cirebon tetap menjual produk yang sudah dibuat dalam bentuk kemasan kaleng. Empal Gentong kemasan tersebut dijual Rp35 ribu per kaleng.

Ada dua varian yakni empal gentong dan empal asem. Masing-masing ada yang orisinil dan tambahan pedas.

"Ya mau bagaimana lagi mudah-mudahan pandemi corona segera berakhir biar kami bisa jualan lagi tidak ada karyawan yang menganggur lagi," kata dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya