Pemkot Batam Siap Buka Sekolah Pertengahan Agustus, Begini Teknisnya

Pemerintah Kota Batam tengah menggodok teknis pelaksanaan kegiatan belajar tatap muka di tengah pandemi Covid-19.

oleh Ajang Nurdin diperbarui 31 Jul 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2020, 19:00 WIB
Pemkot Batam Buka Sekolah
Pemkot Batam bakal membuka kembali aktivitas belajar mengajar tatap muka di sekolah. Hal itu disampaikan dalam pertemuan dengan para kepala sekolah di Dataran Engku Putri Batam Centre, Kamis (30/7/2020). (Liputan6.com/ Ajang Nurdin)

Liputan6.com, Batam - Pemerintah Kota Batam tengah menggodok teknis pelaksanaan kegiatan belajar tatap muka di tengah pandemi Covid-19. Wali Kota Batam, Muhammad Rudi berencana membuka kembali sekolah-sekolah untuk para siswa di pertengahan Agustus 2020 nanti.

"Intinya kita sepakat membuka kembali sekolah. Teknisnya nanti diatur sekolah bersama Kepala Dinas Pendidikan. Nanti hasilnya dilaporkan ke saya, lalu saya teruskan ke Forkopimda. Kalau bisa awal Agustus kita rapatnya," tutur Rudi usai pertemuan dengan para kepala sekolah di Dataran Engku Putri Batam Centre, Kamis (30/7/2020).

Beberapa opsi yang bisa dilakukan antara lain, dengan membatasi jumlah siswa per kelas. Yakni dari maksimal 40 orang per kelas menjadi 20 orang saja. Konsekuensinya jadwal sekolah harus dibagi menjadi dua, pagi dan siang. Atau dibuat satu hari sekolah, satu hari tidak, secara bergantian.

"Untuk sekolah yang memang sudah ada dua shift, kelas pagi dan siang, bisa dilaksanakan dengan memperpendek jam belajar. Misal biasanya 6 jam nanti dibuat jadi 3 jam. Tak perlu ada jam istirahat. Setelah belajar, pulang. Saya rasa itu tak masalah, yang penting disiplin," kata Rudi.

Kedisiplinan yang diharapkan tak hanya dari para peserta didik, tapi juga dari guru dan orangtua siswa. Guru tak boleh terlambat masuk ke kelas yang dapat membuat anak berinteraksi atau bermain ketika menunggu guru hadir.

Kemudian orangtua juga diminta untuk mengantar dan menjemput anaknya tepat waktu. Jika masuk pukul 07.30, anak jangan diantar dari pukul 06.00. Atau harusnya pulang pukul 11.00, lalu dijemput pukul 11.00 lewat. Jeda waktu seperti ini memungkinkan anak-anak untuk bermain dan berkumpul.

"Kesepakatan ini harus ditandatangani nantinya. Karena saya tak mau sampai ada klaster baru di sekolah," ucap Rudi.

Rudi menjelaskan, kebijakan ini diambil karena banyak orangtua yang menyampaikan protes dan keluhan padanya. Tak sedikit orangtua yang merasa kesulitan dan terbebani dengan kegiatan belajar dari rumah.

"Banyak orangtua protes, yang belajar emaknya. Kedua, biaya makin besar, buat beli pulsa, kuota, dan lain-lain. Bagi yang tak punya handphone standar, harus beli lagi. Jadi pandemi Covid-19 ini makin berat buat mereka. Oleh karena itu meskipun Batam tak hijau, nanti akan kita buka. Tapi sekolah harus disiapkan betul-betul," ujarnya.

Persiapannya juga menyangkut pengawasan terhadap anak-anak selama di sekolah. Siswa diminta untuk menggunakan masker dan rajin cuci tangan, selain tetap menjaga jarak.

"Tadi ada pesan juga dari Danyon Raider, kepala sekolah harus memastikan anak-anak tidak saling bertukar masker. Karena kadang anak-anak ini kan lihat punya temannya bagus, mau juga. Maka perlu juga dibentuk tim di sekolah untuk mengawasi anak-anak kita ini dalam menerapkan protokol kesehatan selama berada di lingkungan sekolah," katanya.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya