Kisah Polisi di Gorontalo, Sisihkan Gaji Demi Bangun Masjid di Tempat Prostitusi

Tak semua aparat punya hobi memeras seperti polisi di Bali yang baru-baru ini viral.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 25 Agu 2020, 01:00 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2020, 01:00 WIB
Masjid di Area Prostitusi
Masjid bambu An Nur yang dibangun Bripka Suparno Hamza dari hasil menyisihkan gajinya tiap bulan. (Liputan6.com/ Arfandi Ibrahim)

Liputan6.com, Gorontalo - Tak semua aparat punya hobi memeras seperti polisi di Bali yang baru-baru ini viral. Di Gorontalo justru ada polisi yang tiap bulan rela menyisihkan gajinya untuk membangun masjid. Dia adalah Bripka Suparno Hamza, polisi yang betugas di Polres Gorontalo.

Dari sisihan tabungannya itu, Suparno berhasil membangun sebuah masjid di Desa Pangadaa, Kecamatan Dungaliyo, Kabupaten Gorontalo. Bahkan desain masjid itu dibuat unik lantaran semua bagiannya terbuat dari material bambu. 

Diberi nama An Nur, tempat masjid hasil jerih payah Suparno itu ternyata punya latar belakang cerita yang kelam, karena berdiri di area bekas prostitusi.

Di tangan Bripka Suparno Hamza semua berubah total, masyarakat sekitar yang dulunya penghuni hiburan malam kini jadi jemaah masjid bambu itu. Bahkan saat pembangunan mereka yang bergotong royong membantu Bripka Suparno.

"Dulunya ini tempat maksiat, akhirnya saya cari cara bagaimana hiburan malam itu berhenti beroperasi," kata Suparno.

"Pokonya dulu semua ada, mulai dari miras, karaoke, judi hingga prostitusi," tambah Kanit Binmas Polsek Bongomeme itu.

Sebelum membangun masjid, Suparno bersama keluarga membeli sebidang tanah yang tidak sangat dengan tempat hiburan malam itu. Tanah itu lantas rencananya akan dibangun rumahnya.

Namun karena mengingat itu dekat dengan tempat hiburan malam, Suparno kemudian berubah pikiran, sebab jangan sampai ia bersama keluarga tidak nyaman ketika tinggal di situ.

Akhirnya muncul niatnya untuk membangun sebuah tempat ibadah. Kebetulan tepat di depan rumahnya, ada sebuah lahan kosong milik pemerintah setempat.

"Saya kemudian meminta izin kepada pemerintah setempat bagaimana lokasi itu saya bangunkan masjid. Agar mereka hengkang dari situ," kata Suparno

Setelah mendapat izin istri, Suparno akhirnya menyisihkan sebagian gajinya sebagai anggota Polri untuk membeli bahan-bahan untuk membangun masjid.

Rupanya, perjuangan Suparno membangun masjid itu pula lambat laun mendapat dukungan dari warga setempat, termasuk simpati dari anak-anak muda tadi yang dulunya doyan pesta miras. Pun mereka bahu-membahu membangun masjid bambu itu.

Seiring berjalanya waktu, Desember 2019, masjid bambu An Nur pun selesai dibangun, lengkap dengan gazebo bambu yang difungsikan sebagai Taman Pengajian Al-Quran (TPA).

Niat dan usahanya yang mulia itu pun berbuah manis. Setelah 8 bulan ini, sejumlah warga yang dulunya tidak bisa membaca Al-Quran malah kini sudah menjadi imam sholat 5 waktu di masjid bambu itu.

"Alhamdulillah niatan itu terwujud, mereka, warga sekitar banyak yang sudah paham mengaji dan rajin salat lima waktu," turunnya.

Mulai tidak nyaman dengan dibangunya masjid dekat tempat hiburan malam, satu per satu warung remang-remang mulai hengkang. Hingga kini tidak ada lagi satupun warung remang-remang yang lagi buka di tempat itu.

"Anak-anak muda di sini sekarang aktivitasnya mulai berubah" katanya menambahkan.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya