Liputan6.com, Gorontalo - Kacang sangrai Kawangkoan, camilan khas dari daerah Kawangkoan, Minahasa, menjadi salah satu sajian yang tidak hanya menggugah selera tetapi juga kaya akan tradisi.
Terkenal dengan rasanya yang gurih dan tekstur yang renyah, kacang ini kini menjadi salah satu camilan favorit di Sulawesi Utara (Sulut).
Kawasan Kawangkoan, yang terletak di dataran tinggi antara 400 hingga 800 meter di atas permukaan laut (mdpl), dikenal akan udara sejuknya yang menyegarkan.
Advertisement
Selain itu, Kawangkoan juga merupakan pusat penghasil berbagai komoditas pertanian, termasuk kacang tanah.
Desa ini menjadi pemasok utama kacang bagi seluruh Sulut, dengan kebun-kebun kacang yang menghiasi sepanjang jalan menuju Tomohon dan Gunung Lokon.
Menurut Herman, warga Gorontalo yang berkunjung ke Minahasa, sangat kagum dengan kelezatan kacang tersebut. Kacang yang tidak bisa ditemui di daerah lain.
"Kacang Kawangkoan enak dimakan sembari menyeruput teh hangat," kata Herman.
Ia juga menambahkan bahwa kacang ini memiliki tekstur yang berbeda dari kacang pada umumnya. Dalam satu biji kacang, terdapat 3 hingga 4 butir kacang dengan warna putih yang bercorak ungu.
Kacang Kawangkoan, yang dikenal dengan nama "kacang tore" di kalangan masyarakat setempat, memiliki dua jenis, yaitu kacang berkulit merah dan kacang berkulit putih. Proses pembuatannya pun sangat khas.
Kacang terlebih dahulu dijemur untuk mengeringkan bijinya, sebelum disangrai dalam wajan besar dengan diameter sekitar 1,5 meter selama kurang lebih 45 menit.
Menariknya, proses sangrai dilakukan menggunakan pasir gunung untuk memberikan cita rasa khas pada kacang ini.
Afik, salah satu penjual kacang Kawangkoan, menjelaskan bahwa proses penyangraian harus dilakukan dengan hati-hati dan fokus, karena jika prosesnya berhenti, kacang bisa hangus.
"Penyangraian harus merata agar hasilnya sempurna," kata Afik.
Setelah proses sangrai selesai, kacang dikemas dalam plastik dengan label yang menarik dan dipasarkan dengan harga sekitar Rp8.000 per liter.
Kacang Kawangkoan ini menjadi camilan yang banyak dicari, baik oleh wisatawan yang berkunjung ke Minahasa maupun oleh warga lokal yang ingin menikmati kelezatannya.
Selain dikenal karena potensi pertaniannya, Kawangkoan juga dikenal akan keindahan alamnya. Daerah ini menjadi daya tarik wisatawan yang ingin menikmati udara sejuk serta melihat langsung proses pertanian kacang tanah yang dilakukan oleh para petani setempat.
Dengan ketinggian mencapai 800 mdpl, kawasan ini memiliki tanah subur yang mendukung berbagai jenis tanaman, termasuk kopi, jagung, sayur-mayur, cengkeh, dan tentunya kacang-kacangan.
Kacang sangrai Kawangkoan bukan hanya sekadar camilan, tetapi juga bagian dari budaya dan tradisi yang terus dipertahankan oleh masyarakat Minahasa.
Dengan cita rasa yang khas dan proses pembuatan yang unik, kacang ini menjadi salah satu oleh-oleh khas Minahasa yang wajib dicoba oleh siapa saja yang berkunjung ke wilayah tersebut.