Liputan6.com, Jakarta - Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando mengapresiasi Bunda Baca Kota Tegal Roro Kusnabilla Erfa, atas programnya dalam meningkatkan budaya baca di daerahnya.
Program Bunda Baca Roro yang mengusung wisata literasi diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk diadopsi di daerah masing-masing. Hal itu disampaikan Syarif Bando dalam webinar dengan tema “Peran Bunda Baca dalam Adaptasi Kenormalan Baru untuk Meningkatkan Literasi Masyarakat” yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis (27/8/2020).
Baca Juga
Dalam webinar tersebut, program Roro Kusnabilla berhasil menarik perhatian para peserta. Syarif menambahkan, ini menunjukkan sinergi Perpusnas dengan Pemerintah Kota Tegal dalam meningkatkan literasi masyarakat. Dalam kesempatan tersebut, Syarif Bando menekankan empat tingkatan literasi.
Advertisement
“Ada empat tingkatan literasi yang ingin dicapai. Pertama, kemampuan mengumpulkan sumber-sumber bahan bacaan. Kedua, kemampuan memahami apa yang tersirat dan tersurat. Ketiga, kemampuan mengemukakan ide-ide, gagasan, kreativitas, ataupun inovasi baru. Dan keempat, kemampuan menciptakan barang atau jasa yang bermutu yang bisa dipakai pada kompetisi global," ujarnya.
Roro Kusnabilla menyatakan, wisata literasi diusung dengan kunjungan ke sekolah, kelurahan, hingga kecamatan, pemberdayaan pojok dan forum baca, pemantapan program dengan perpusda dan pegiat literasi, pengembangan kampung literasi, serta melibatkan 46 duta baca yang mewakili seluruh elemen masyarakat. Kegiatan-kegiatan tersebut menghasilkan beberapa judul buku hasil karya peserta didik SMPN 1 Tegal dan masyarakat.
Pada masa pandemi covid-19, Roro Kusnabilla tetap aktif menularkan virus membaca melalui webinar dan pemberdayaan warga. Meski begitu, dia mengaku kesulitan melaksanakan wisata literasi karena pembatasan jumlah peserta. Karenanya, dia melibatkan elemen masyarakat untuk menjalankan program tersebut.
“Saya dibantu duta baca, pegiat literasi, taman baca, kader PKK untuk tetap mengadakan wisata literasi dan membuka forum baca dan pojok baca di kelurahan, TBM, sehingga anak-anak bisa tetap membaca,” kata wanita yang dilantik sebagai Bunda Baca pada 15 Juli 2019 tersebut.
Untuk menumbuhkan minat baca anak, dia juga memberikan tips kepada para orangtua. “Kita membuat anak-anak suka membaca dengan bercerita, terutama anak SD, kita ajak cerita atau dongeng, tapi jangan sampai selesai. Sehingga anak itu penasaran dan membaca buku ceritanya,” jelasnya.
Sementara itu, Pustakawan Ahli Utama Perpusnas Titiek Kismiyati menyatakan di era kenormalan baru, perpustakaan harus tetap menjalankan fungsinya dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat.
Titiek menjelaskan, sesuai Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, perpustakaan menjalankan lima fungsi yakni sebagai wahana pendidikan, penelitian, informasi, pelestarian, dan rekreasi.
“Strategi layanan perpustakaan bisa dilakukan dengan tiga cara. Pertama, membuka layanan secara tatap muka atau onsite dengan mengikuti protokol kesehatan kenormalan baru di perpustakaan. Kemudian secara online dapat menjadi awal untuk memulai layanan dan kegiatan online yang memang sudah seharusnya dilakukan oleh perpustakaan di era digital, dan terakhir, bisa gabungan antara tatap muka dan online,” urainya.
Pada era kenormalan baru, perpustakaan bisa menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan masyarakat namun tetap mematuhi pembatasan dan protokol kesehatan. Seperti kegiatan onsite atau tatap muka dengan membatasi jumlah peserta, kegiatan layanan pesan-antar koleksi ke pemustaka, dan kegiatan daring.