Antisipasi Covid-19, Pemudik Gunungkidul Harap Lapor Dulu Sebelum Kumpul Keluarga

Wilayah Gunungkidul diprediksi bakal menerima gelombang pemudik di momen libur panjang akhir pekan ini.

oleh Hendro diperbarui 26 Okt 2020, 23:18 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2020, 21:00 WIB
Ilustrasi GPS untuk mudik
Ilustrasi GPS untuk mudik (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Gunungkidul - Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Gunungkidul mulai melakukan antisipasi kedatangan gelombang perantau jelang libur panjang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada akhir pekan ini. Bahkan posko penanganan Covid-19 di tingkat kalurahan kembali diaktifkan.

Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kapanewonan Playen, misalnya. Mereka kembali meminta pihak kalurahan untuk secara aktif mendata setiap pendatang atau pemudik yang masuk ke kampung-kampung. Semua data akan dimasukkan ke Sistem Informasi Desa (SID).

Panewu Playen, Setiawan, mengungkapkan pada libur panjang akhir pekan mendatang ia menduga akan terjadi gelombang pemudik. Karena libur panjang kali menjadi momen paling ditunggu para perantau setelah berbulan-bulan dilarang untuk kembali ke kampung halaman akibat Pandemi Covid-19.

"Saya menduga akan banyak pemudik yang datang. Wong kemarin-kemarin dilarang saja dilarang saja masih pada mudik," tutur Setyawan, Minggu (25/10/2020).

Setyawan meminta, pemudik mau melaporkan diri ke kalurahan berkaitan dengan kedatangan mereka. Di samping itu para pemudik diharapkan juga membawa Surat Keterangan Sehat dari daerah asalnya perantau. Hal ini dilakukan untuk antisipasi penyebaran Covid-19 di daerahnya.

Dirinya mengakui jika Kapanewon Playen merupakan salah satu kantong pemudik yang ada di Gunungkidul. Karena wilayah ini menjadi salah satu daerah dengan warga yang merantau paling banyak. Karena Kapanewonan Playen memiliki wilayah yang cukup luas dengan 13 kalurahan.

"Setiap libur panjang, Playen selalu dipenuhi pemudik," tambahnya.

Di samping para pemudik, pada liburan Maulid kali ini pihaknya juga mewaspadai penyebaran Covid-19 dari event hajatan yang banyak digelar masyarakat. Karena di masyarakat Jawa masih banyak yang menganggap jika bulan Maulid merupakan bulan baik untuk menggelar hajatan.

Intensitas hajatan sudah mulai meningkat dalam dua minggu terakhir. Pihaknya hanya bisa mengimbau kepada penyelenggara hajatan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Tujuannya agar tidak timbul klaster penyebaran Covid-19 karena dipicu penyelenggaraan hajatan.

"Kita sudah imbau jauh hari untuk protokol kesehatan dipenuhi," katanya.

 

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Covid-19 di Gunungkidul

Hingga Minggu (25/10/2020), setidaknya sudah ada 269 orang warga Gunungkidul terkonfirmasi positif Covid-19. Kemarin, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Gunungkidul mencatat ada penambahan 7 pasien baru, dan 1 orang meninggal dunia. Sebanyak 3 orang dari 7 pasien baru tersebut berasal dari Playen.

"Seorang perempuan meninggal tanggal 19 Oktober lalu dan suspect Positif Covid-19. Belum sempat di swab sudah meninggal," ungkap Juru Bicara Tim Gugus Tugas Covid19 Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawaty.

Namun dari suspect positif Covid19 yang meninggal dunia tersebut, ada 3 orang yang terpapar dan dinyatakan positif Covid-19. Termasuk suami wanita yang meninggal tersebut, juga dinyatakan positif Covid-19. Wanita suspect positif Covid-19 dan suaminya itu memiliki riwayat perjalanan dari Jakarta.   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya