Viral Foto Truk Diadang Komodo, BOPLBF: Sebaiknya Tidak Ditafsirkan Berlebihan

Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) mengklaim pembangunan di Loh Buaya, Pulau Rinca, dilakukan dengan hati-hati.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Okt 2020, 14:01 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2020, 14:01 WIB
Melihat Interaksi Komodo dengan Manusia di Pulau Rinca
Komodo berkeliaran di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, NTT, Minggu (14/10). Pulau Rinca dapat dijangkau selama dua jam dari Labuan Bajo dengan menggunakan perahu kayu. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Kupang - Terkait foto viral truk diadang komodo di kawasan Pulau Rinca, Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) mengklaim pembangunan di Loh Buaya, Pulau Rinca, yang masuk dalam kawasan Taman Nasional (TN) Komodo, dilakukan dengan sangat hati-hati dan mempertimbangkan keamanan dari satwa Komodo.

Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina, Senin (2/10/2020) mengatakan, pemerintah sangat peduli terkait pelaksanaan pembangunan di zona pemanfaatan Loh Buaya, Pulau rinca.

"Pembangunan di Loh Buaya dilakukan dengan sangat hati-hati. Setiap pagi dilakukan briefing terkait keamanan dan keselamatan baik untuk para pekerja, dan juga yang paling penting adalah keamanan satwa yang ada di Loh buaya, agar jangan sampai ada satwa terganggu, sangat hati-hati dengan api," katanya.

Ia mengatakan bahwa viral adanya truk yang diadang seekor Komodo (Veranus Komodoensis) beberapa hari terakhir sebaiknya tidak ditafsirkan berlebihan.

Sebab penggunaan truk di lokasi itu dilakukan untuk membawa tiang pancang yang berat, dan membutuhkan alat berat di lokasi itu untuk mengangkutnya.

"Sebaiknya kita tidak mengambil asumsi dari foto yang ada, karena persepsi bisa dibangun menjadi opini, bukan fakta," katanya.

Ia menjelaskan bahwa seluruh pembangunan di Loh Buaya hanya boleh dilakukan di zona pemanfaatan. Jadi pembangunan fasilitas di Loh Buaya betul-betul dilakukan dengan memperhatikan semua aspek ekologi, sebagaimana sudah direncanakan dalam kajian dampak lingkungan.

Shana menambahkan bahwa pemerintah sudah pasti mengutamakan kelestarian dan keseimbangan ekosistem dalam melaksanakan pembangunan yang ada, dan semuanya sudah melalui prosedur dan kajian yang mendalam.

"Pengelolaan TN Komodo merupakan wewenang KLHK, pembangunan dilakukan oleh KemenPUPR, dan untuk mendukung pariwisata premium berkelanjutan yang didorong Kemenparekraf. Ini merupakan sinergi lintas kementerian dan lembaga. Kita pun terlibat dalam setiap prosesnya, dan memastikan bahwa semua menjaga prinsip pariwisata berkelanjutan dengan komitmen sesuai peran dan fungsi masing-masing," tutur dia.

Lebih lanjut, pihaknya juga selalu terbuka untuk berkomunikasi dengan semua stakeholder baik lokal, nasional, maupun internasional khususnya untuk menjelaskan rencana pengembangan pariwisata berkelanjutan di TN Komodo.

"Dan peningkatan pariwisata di sana menjadi quality tourism dan minat khusus. Justru sekararng memungkinkan untuk pelibatan masyarakat dalam kawasan lebih aktif sebagai subyek dari konservasi dan pariwisata," katanya.

Sebelumnya ramai diperbincangkan foto seekor komodo 'mengadang' truk proyek pembangunan sarana dan prasarana pariwisata di Pulau Rinca, yang masuk kawasan Taman Nasional Komodo. Imbas foto viral itu, Balai Taman Nasional Komodo bahkan langsung menutip Resort Loh Buaya untuk umum mulai hari ini 26 Oktober hingga 30 Juni 2021. 

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya