Liputan6.com, Garut - Perajin tempe di Garut, Jawa Barat mulai mengeluhkan kenaikan harga beli kacang kedelai saat ini. Mereka meminta pemerintah segera melakukan Operasi Pasar (OP) untuk menstabilkan harga.
Abdul Aziz (30), salah satu pengrajin tempe di kampung Ciawitali, Garut mengatakan, kenaikan harga beli kacang kedelai sudah berlangsung sejak tiga bulan terakhir menjelang pergantian tahun.
“Namun yang paling melonjak (kenaikan harga) dirasakan dalam dua bulan terakhir atau sekitar November-Desember,” kata dia, Minggu (3/1/2021).
Advertisement
Menurutnya, memasuki kuartal terakhir 2020 lalu, harga beli kacang kedelai terus menunjukan kenaikan. Awalnya harga kedelai berkisar Rp6.500 – Rp7.000 per kilogram. Namun perlahan tapi pasti, kini harga kedelai sudah melintas angka Rp9.000 lebih per kilogram.
“Sekarang berada di harga Rp9.000- Rp9.500 per kilogram,” kata dia.
Hal senada disampaikan Koko Komarudin, pengrajin tempe lainnya. Menurutnya, kenaikan harga kedelai memang tidak terlalu besar, namun berlangsung secara singkat. “Kadang satu bulan bisa beberapa kali,” ujar Komarudin.
Akibatnya, jika dibanding harga semula, kenaikan harga kedelai saat ini sudah di atas Rp2.000 per kilogram.
“Dulu awalnya di angka Rp7.300 per kilo, sekarang sudah di atas Rp9.000 lebih per kilo,” ujar dia.
Untuk mempertahankan daya beli terutama para pelanggan akhirnya mereka mengecilkan ukuran tempe yang akan dijual kepada masyarakat.
“Biasanya satu kilo bisa 4-5 biji, sekarang bisa jadi Rp6 biji, ya kita siasati saja agar pembeli tetap bisa dilayani,” ujar Aziz.
Aziz menyatakan, penjualan tempe tidak seperti komoditas pertanian yang mengikuti selera pasar, namun justru harus pintar memutar otak saat harga kacang kedelai melambung tinggi, untuk mempertahankan pelanggan.
“Kalau penjualan tempe sengaja dinaikan, pelanggan langsung keberatan dan sulit juga menjualnya,” kata dia.
Simak Video Pilihan di Bawah Ini:
Penyebab Kenaikan Harga Kedelai
Yudi, salah satu agen distributor kacang kedelai di Garut mengakui kenaikan harga kedelai mulai berlangsung sejak September dan Oktober.
“Untuk bulan Desember sendiri kenaikan kurang lebih lima kali,” ujar dia.
Awalnya harga kacang kedelai di tingkat agen distributor berkisar sekitar Rp7.000 untuk merk bola merah, serta Rp6.900 untuk merk segitiga. Namun saat ini sudah berkisar di angka Rp9.000 lebih per kilogram.
Pemilik PDH Oman Putra itu menyatakan, berdasarkan informasi yang ia terima dari importir kedelai, ada beberapa alasan kenaikan harga salah satu komoditas dari Amerika Serikat tersebut.
“Pertama tentu pandemi COVID-19 salah satunya kapal ekpedisi pengangkut kedelai terganggu protokoler COVID-19,” ujar dia.
Faktor kedua ujar dia, kenaikan harga akibat kenaikan dolar nilai mata uang dolar, sementara nilai rupiah masih terpuruk.
“Amerika sendiri panen raya kedelai mulai didistribusikan di bulan Januari ,” ujar dia.
Dengan kondisi itu, praktis pasokan kedelai di seluruh mitra dagang Amerika, termasuk Indonesia menipis yang mengerek kenaikan kedelai di dalam negeri.
“Semoga pasokan kembali melimpah sehingga harga kembali normal bagi pedagang,” kata dia.
Advertisement