Cerita Rosita Baptiste, Mantan Wartawan Indonesia yang Kini jadi Letnan Kolonel di Militer AS

Sebelum menjadi tentara, Rosita Baptiste menceritakan kehidupannya yang getir sebagai pendatang dari Indonesia di Amerika Serikat.

oleh Tim Global diperbarui 05 Feb 2025, 19:08 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2025, 19:08 WIB
Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AS)
Ilustrasi Rosita Baptiste asal Indonesia yang jadi tentara AS.... Selengkapnya

Liputan6.com, Washingto DC - Lt Col Rosita Baptiste dari Indonesia menceritakan kisahnya yang kini menjadi Angkatan Darat Amerika. Meski mengaku dirinya pendek.

Dengan keterbatasan tubuhnya itu, Rosita mengaku tak mungkin bisa menjadi anggota militer atau polisi di Indonesia. Kendati demikian perjalanan hidupnya menentukan berbeda, dia justru bisa meraih pangkat Letnan Kolonel di Angkatan Darat Amerika Serikat (AS).

"Ketika saya di Indonesia tidak bisa gabung militer karena saya pendek. Saya bahkan tidak bisa maju menjadi jaksa, kan jaksa di Indonesia punya tinggi tertentu. Ada juga keinginan jadi polwan (polisi wanita). Tapi kan tidak mungkin saya jadi polwan kecil begini," jelasnya dalam wawancara yang dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (5/2/2025).

Sebelum menjadi tentara, Rosita menceritakan kehidupannya yang getir sebagai pendatang dari Indonesia di Amerika.

"Pertama kali saya kerja harus bersihkan rest rooms, saya nangis. Saya bilang sama ibu, saya telepon ibu di Jakarta, tidak kebayang saya ke Amerika bersihkan WC. Tapi ya itulah hidup," tuturnya.

"Saya memulai semua dari bawah," tegasnya.

Sebagai tentara AS, Rosita mengaku harus siap diterjunkan ke medan perang. Ia bahkan pernah dikirim ke Kuwait dan Irak saat perang berkecamuk.

"Entah peluru nyasar atau apa dari langit-langit bolong, mental kena meja saya," kenangnya saat diterjunkan ke medan perang. "Kalau saya tidak nunduk, (kepala) saya kena. Kalau waktunya meninggal ya meninggal di situ."

Sejatinya tidak banyak imigran terlebih perempuan dari kelompok minoritas meraih pangkat tinggi dalam militer Amerika Serikat seperti Rosita.

"Ia itu hebat, apa yang ia capai itu luar biasa sebagai perempuan minoritas, bisa mendapat pangkat seperti sekarang itu pencapaian hebat. Dan ia juga seorang pemimpin yang hebat," ucap Kolonel Maria Carillo tentang Rosita.

Dengan menjadi tentara AS, maka gugurlah kewarganegaraan perempuan asal Batak dan mantan wartawan ini.

"Kayaknya tergantung siapa yang bilang, kalau orang bilang kita penghianat, mungkin mereka nggak tahu esensinya gitu. Aku pikir kalau orang sudah well-educated (berpikiran terbuka) mereka nggak akan berpendapat seperti itu," jelas dia.

"Kalau masalah hati ya, lahir dan besar di Indonesia, kita tetap cinta Indonesia," tegas Rosita.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya