BMKG Beberkan Penyebab Cuaca Jabar Cerah Dua Hari Terakhir

BMKG Stasiun Geofisika Bandung membeberkan penyebab cuaca di Jawa Barat cerah dalam dua hari terakhir.

oleh Arie Nugraha diperbarui 22 Feb 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2021, 19:00 WIB
Ilustrasi cuaca cerah | Julian Jagtenberg dari Pexels
Ilustrasi cuaca cerah | Julian Jagtenberg dari Pexels

Liputan6.com, Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung menyatakan, kondisi cuaca cerah di wilayah Jawa Barat sejak kemarin hingga hari ini, disebabkan tidak ada fenomena regional, seperti gelombang equatorial maupun aktivitas fenomena global yang memengaruhi cuaca dan iklim Indonesia atau Madden Julian Oscillation (MJO). 

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, faktor lain yang menyebabkan cuaca cerah di Jawa Barat karena adanya angin monsun yang aktif di wilayah Indonesia terganggu. Gangguannya ucap Teguh, yaitu adanya pertumbuhan tropical cyclon (TC) Dujuan di sekitar Filipina. 

"Kondisi diatas menyebabkan cuaca cerah sejak dua hari kemarin hingga hari ini di wilayah Jabar Tengah hingga Selatan," ujar Teguh kepada Liputan6.com, Bandung, Senin (22/2/2021).

Teguh menjelaskan penyebab musim hujan di Indonesia adalah aktifnya monsun Asia yang bertiup dari benua Asia Utara ke wilayah ekuator. Hal ini berlangsung pada periode bulan Desember 2020 - Februari 2021.

Selain itu, faktor pengendali hujan lain di wilayah Indonesia adalah fenomena yang berkaitan dengan dinamika suhu muka laut dan atmosfer serta fase el nino dan la nina dengan istilah El Nino Southern Oscillation (ENSO).

Terdapat juga fenomena osilasi suhu air permukaan laut yang tak teratur yang menyebabkan wilayah barat Samudera Hindia lebih hangat (di fase positifnya) dan lebih dingin (di fase negatifnya) dibandingkan wilayah timur Samudera Hindia (IOD). 

"Dan juga fenomena regional seperti MJO dan aktivitas gelombang ekuatorial seperti gelombang Rossby dan gelombang Kelvin," kata Teguh.

Teguh menambahkan kondisi pertumbuhan awan hujan juga disebabkan oleh faktor lokal seperti labilitas atmosfer, tingkat kelembapan yang mendukung proses konveksi di suatu wilayah tertentu.

 

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut ini:


Puncak Musim Hujan di jabar

Berdasarkan kondisi dan prakiraan cuaca berbasis dampak berlaku mulai tanggal 21 Februari 2021 – 23 Februari 2021, pada hari kemarin puncak musim hujan periode tahun 2020 - 2021 di Jawa Barat diprediksi terjadi pada Januari – Februari 2021. Wilayah Bandung Raya telah memasuki akhir puncak musim hujan pada akhir dasarian II Februari 2021.

"Namun pengaruh Monsun Asia di wilayah Jawa Barat masih kuat, berdampak pada masih kuatnya aktivitas konvektif di pesisir Utara dan Tenggara Jawa Barat yang berpeluang merambat ke wilayah Tengah Jawa Barat," ungkap Teguh.

Tetapi kondisi dinamika atmosfer lokal yang tergolong secara umum dianggap tidak stabil pada pagi hingga siang hari, berlanjut pada siang hingga malam hari. Belum lagi didukung oleh tingkat kelembapan berkisar antara 55 - 98 persen terutama dari pagi hingga malam hari.

Dengan kondisi atmosferik regional tersebut berpotensi menimbulkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Jawa Barat terutama di wilayah Pesisir Utara dan Tenggara Jawa Barat pada siang hingga sore hari. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya