Beruang Pincang Masuk Pasar Bikin Heboh Warga Desa di Kabupaten Siak

Warga Desa Buatan, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak, heboh karena ada beruang masuk pasar dan mengarah ke pemukiman masyarakat.

oleh M Syukur diperbarui 01 Apr 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2021, 07:00 WIB
Anak beruang yang pernah diselamatkan BBKSDA Riau.
Anak beruang yang pernah diselamatkan BBKSDA Riau. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Warga Desa Buatan II, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak, khawatir dengan kehadiran dua ekor beruang. Apalagi satwa berkuku panjang itu sempat melintas di Pasar Buatan lalu menghampiri permukiman masyarakat.

Kehadiran dua ekor beruang ini, diduga induk dan anak, pertama kali dilaporkan pada Senin, 29 Maret 2021. Pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau sudah ke lokasi untuk memitigasi kehadiran beruang itu.

Kepala Bidang II BBKSDA Riau Heru Sutmantoro menyebut beruang itu sudah tidak kelihatan lagi pada Rabu, 31 Maret 2021. Kemungkinan sudah masuk ke semak-semak menuju kebun masyarakat ataupun hutan.

"Mudah-mudahan sudah kembali ke hutan dan tidak masuk lagi ke desa itu," kata Heru, Rabu siang.

Heru menyebut pihaknya sudah melakukan antisipasi kalau beruang itu kembali ke permukiman. Salah satunya memasang perangkap kandang dan diberi umpan.

"Kalau masuk perangkap nanti dievakuasi ke daerah lain, mudah-mudahan tidak datang lagi," jelas Heru.

Heru yakin induk dan anak itu merupakan satwa beruang yang dua tahun lalu masuk ke permukiman desa tersebut. Apalagi, setelah mendapat informasi salah satu beruang itu berjalan pincang.

Simak video pilihan berikut ini:

Beruang Dua Tahun Lalu

Dua tahun lalu, sambung Heru, ada anak beruang terjerat tak jauh dari permukiman warga. Ketika petugas berusaha menyelamatkan, anak beruang itu lepas setelah menggigit jerat dan terluka di kaki.

"Beruang itu datang lagi karena daerah tersebut merupakan wilayah jelajahnya, hal biasa kalau beruang datang lagi," terang Heru.

Untuk kedatangan kali ini, induk dan anak beruang itu tidak sampai memangsa ternak warga. Hanya saja warga resah karena dua ekor beruang lalu lalang di perkampungan.

Heru menjelaskan, dulunya desa itu merupakan hutan. Seiring perjalanan waktu, hutan menjadi semak-semak, kebun dan masyarakat membuat pemukiman.

Menurut Heru, keberadaan beruang di kebun ataupun semak-semak merupakan hal biasa di Riau. Apalagi, di Kabupaten Siak antara semak-semak, kebun, dan hutan saling berhubungan.

"Kalau hutan yang masih bagus di Siak itu ada di Taman Nasional Zamrud, mudah-mudahan arah beruang ke sana," kata Heru.

Kalau tidak ke Zamrud, Heru berharap beruang tadi mengarah ke hutan tanaman industri sejumlah perusahaan. Hutan tanaman industri bisa menjadi habitat beruang meskipun sifatnya sementara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya