Jangan Bebankan Obsesi Orangtua kepada Anak

Ny Putri Koster mengingatkan para istri di Bali untuk tidak menjejali anak dengan obsesi orangtua.

oleh Dewi Divianta diperbarui 13 Mei 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2021, 21:00 WIB
Ny Putri Koster
Ny Putri Koster (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Denpasar Paiketan Pesikian Krama Istri (PAKIS) Desa Adat Provinsi Bali menggelar Web Seminar (Webinar) yang mengangkat tema "Pentingnya Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini" yang digelar secara hybrid (online dan offline) pada Selasa (11/5/2021).

Manggala Utama PAKIS Bali Ny Putri Koster mengingatkan masyarakat khususnya kepada orangtua maupun para guru, pola asuh dan pendidikan karakter anak usia dini akan sangat memengaruhi tumbuh kembang seorang anak di kemudian hari.

"Saya punya harapan besar kepada para orangtua, ibu dan bapak para pendidik PAUD, supaya mengasuh mereka dengan pola asah, asih, asuh. Dan bukan untuk menjejalkan sesuatu yang berasal dari obsesi kita, orangtua kepada mereka. Misalnya anaknya suka karate, tapi dipaksa les menari karena kemauan orangtua, kan kasihan anaknya nanti malah jadi beban," ujar Ny Putri Koster di Denpasar, Selasa (11/5/2021).

Ia berharap, anak-anak usia dini akan tumbuh berkembang secara alami layaknya buah yang matang dari pohon. "Sentuhlah anak-anak kita dengan hati. Masa mereka adalah masa yang bergembira, jangan dijejali dengan teori-teori yang kita miliki. Sesuaikan dengan kebutuhan anak-anak kita," ucapnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Gunakan Teknologi dalam Mendidik Anak

Menurutnya orangtua dan guru memiliki tugas dalam mendidik karakter dan budi pekerti anak usia dini. Selain itu, mereka juga harus mampu menguasai dan memanfaatkan teknologi, agar pendidikan bisa diterima anak-anak generasi Z yang sangat melek teknologi. Pendidikan kepada mereka bisa dilakukan dengan menjadi teman.

Pendidikan karakter ini berlandaskan budi pekerti, supaya nantinya ilmu yang dimiliki anak-anak, tidak hanya berguna bagi dirinya, tetapi juga bermanfaat bagi bangsa dan negaranya.

"Layaknya pohon besar, dia tidak akan berguna sebagai pelindung tumbuhan di sekitarnya apabila dia hanya mampu tumbuh tanpa membekali diri dengan karakter dan ilmu pengetahuan, dan jangan sampai kita dikuasai oleh teknologi. Di sinilah peran guru untuk menanamkan kemampuan memilah bagi generasi muda agar tidak terjerumus ke dalam hal buruk yang menjatuhkan masa depannya. Tanamkan agar mereka mampu menguasai teknologi, agar dunia mampu digerakkan dengan kecerdasan yang dia miliki," ujarnya.

Ia menyebut, jika para orangtua dan guru mampu menanamkan pondasi pendidikan karakter dan budi pekerti dengan baik, maka anak-anak akan tumbuh menjadi generasi yang penuh rasa tanggung jawab, penuh simpati dan empati, serta rasa sayang terhadap sesamanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya