Keterisian Kamar Rumah Sakit Naik, Jabar Siapkan Penambahan Ruang Isolasi dan Nakes

Tingkat keterisian kamar untuk pasien Covid-19 di Jawa Barat secara umum naik.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 09 Jun 2021, 01:00 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2021, 01:00 WIB
Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) rujukan Covid-19 di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung, Selasa (15/9/2020). (Foto: Humas Jabar)

Liputan6.com, Bandung - Tingkat keterisian kamar untuk pasien Covid-19 atau bed occupancy rate (BOR) di Jawa Barat secara umum naik. Dari yang tadinya hanya 39 persen pada pekan lalu, kini naik menjadi 49 persen per Minggu (6/6/2021).

"79,9 persen untuk di level merah. Jadi di kategori merah dan ICU memang tinggi. Hanya secara umum memang ada kenaikan. Per kemarin ada sekitar 49 persen BOR-nya. Seminggu lalu itu masih di angka 39 persen. Bisa dibayangkan sehari ada naik antara 1-2 persen," kata Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Barat Daud Achmad di Bandung, Senin (7/6/2021).

Daud mengatakan, Pemerintah Provinsi Jabar terus menyiapkan diri guna mengantisipasi skenario terburuk yakni kondisi rumah sakit akibat lonjakan kasus Covid-19 setelah libur lebaran.

Di RSUD Al Ihsan Bandung yang merupakan rumah sakit provinsi, Pemprov Jabar bekerja sama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jabar akan menambah 37 tenaga perawat. Kamar perawatan khusus pasien Covid-19 juga akan ditambah 40 unit.

Menurut Daud, sedianya Al Ihsan akan menambah 40 kamar itu sejak lama. Namun karena semua perawat sudah semuanya bertugas, penambahan kamar itu tak kunjung terealisasi. Kini dengan kerja sama PPNI masalah kekurangan SDM terjawab.

"Di Al-Ihsan 150 (perawat) sudah full (tugas). Mau nambah 40 kamar terkendala SDM. Kami bekerja sama dengan PPNI, Insya Allah hari ini ada penambahan 37 tenaga kesehatan khusus untuk menambah kamar di Al-Ihsan 40 (kamar)," ujarnya.

Penambahan perawat dari PPNI, kata Daud, tidak hanya buat Al Ihsan saja tapi juga rumah sakit rujukan Covid-19 lain yang membutuhkan SDM. "Kemudian di rumah sakit lain silahkan (kami terbuka). Apa yang ada masalah di daerah kita pecahkan bersama," ucapnya.

Di luar SDM, Daud menyebut penanganan Covid-19 di rumah sakit relatif tidak terkendali. Obat dan alat-alat medis masih cukup dan aman.

"Seminggu ini Pak Sekda rapat dengan kepala dinas kabupaten/kota serta direktur rumah sakit. Disampaikan bahwa secara umum ketersediaan obat dan perlengkapan tidak masalah," ujar Daud.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya