Liputan6.com, Banyumas - Bupati Banyumas Achmad Husein menyatakan bahwa tempat tidur untuk pasien COVID-19 yang tersedia di 15 rumah sakit di wilayahnya masih mencukupi.
"Masih aman, karena berdasarkan data Dinas Kesehatan total tempat tidur untuk pasien COVID-19 yang tersedia di 15 rumah sakit mencapai 661 unit," katanya kepada wartawan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, Jumat, dikutip Antara.
Advertisement
Baca Juga
"Insya Allah, Senin (21/6) ada tambahan (tempat tidur). Saya minta sampai dengan 1.000 tempat tidur, enggak tahu bisa apa tidak," katanya.
Dari total 661 tempat tidur pasien yang tersedia, ia mengatakan, pada Jumat pagi baru 317 tempat tidur atau sekitar 47,9 persen yang terpakai.
Menurut dia, dari total 317 pasien COVID-19 yang menjalani perawatan di 15 rumah sakit di wilayah Banyumas, sebanyak 219 orang atau sekitar 69 persen berkartu tanda penduduk Kabupaten Banyumas dan sisanya berasal dari daerah seperti Cilacap, Batang, Nusa Tenggara Timur, Jakarta, Bekasi, Maluku, dan Yogyakarta.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
RS St Elisabeth Ditutup
Bupati juga mengatakan bahwa sebagian fasilitas pelayanan RSU St Elisabeth Purwokerto terpaksa ditutup sementara karena sejumlah tenaga kesehatannya tertular COVID-19.
Menurut dia, seluruh tenaga kesehatan RSU St Elisabeth yang tertular COVID-19 menjalani karantina di dalam rumah sakit itu.
"Maka dari itu hati-hati, dan tolong kebijakan Pemkab didukung ya, supaya jangan banyak yang meninggal," katanya.
Sementara itu, Direktur RSU St Elisabet dr. AR Siswanto Budi Wijoto, MKes mengatakan, berdasarkan data terakhir jumlah tenaga kesehatan yang tertular COVID-19 di rumah sakitnya sebanyak 17 orang dan seluruhnya tanpa gejala.
Oleh karena itu, ia mengatakan, pengelola rumah sakit memutuskan untuk menutup sementara sejumlah fasilitas pelayanan, khususnya di Instalasi Gawat Darurat, selama tujuh hari dan selanjutnya akan dievaluasi.
"Poli-poli lain tetap buka, seperti spesialisasi, vaksinasi, dan imunisasi tetap buka dengan memakai (sistem) drive thru (lantatur)," katanya.
Advertisement