Liputan6.com, Bangkalan Depan Kantor Kecamatan Kota Bangkalan nampak lengang. Hanya ada empat pria, duduk di bawah rerindang pohon mangga, mereka sibuk dengan urusan masing-masing.
Masuk ke dalam kantor, di salah satu ruangan, tujuh pegawai kecamatan sibuk merapikan berkas pengajuan Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) Tol Suramadu. Camat Kota Bangkalan, Cici Faida ada di antara mereka.
"Banyak sekali, belum dihitung, kami kewalahan," kata Cici, Senin (21/6/2021).
Advertisement
Baca Juga
Cici kemudian menunjuk ke arah jendela nako, kisi jendela itu sudah tak berkaca. Kaca itu dijebol dan difungsikan sebagai loket agar pegawai dan pemohon SIKM tak berkontak langsung dengan pemohon.
"Mau gimana lagi, tak ada loket, sementara situasi tengah pandemi, terpaksa buat loket darurat," ucap dia.
Empat pria di luar tadi, rupanya kloter terakhir para pemohon SIKM Tol Madura pada hari pertama kebijakan itu diberlakukan.
Sesuai jadwal yang telah diputuskan oleh Satgas Covid-19, pengurusan surat izin keluar masuk di Suramadu itu hanya dibuka tiga jam setiap hari. Dibuka mulai pukul 09.00 dan ditutup pukul 12.00.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Berharap Waktu Layanan Diperpanjang
Eko Yulianto, salah satu pemohon SIKM mengatakan, waktu tiga jam itu terlalu singkat. Sementara berkas persyaratan lumayan banyak. Menurutnya, swab antigen paling banyak menyita waktu karena ternyata antrean swab di puskesmas tak kalah banyak dan melelahkan.
Untuk mempersingkat waktu, Eko sempat menjajal pindah swab ke puskesmas lain namun ditolak karena swab antigen untuk SKIM harus di puskesmas sesuai domisili dalam kartu penduduk.
"Hampir dua jam saya antre swab," tutur dia.
Begitu memperoleh hasil swab, Eko bergegas ke kantor distrik dan tiba jam dua belas kurang lima menit. Tapi layanan sudah ditutup, dia diminta kembali esok hari.
Tapi Eko memaksa. Setelah perdebatan yang alot, akhirnya dia lega karena pegawai kecamatan akhirnya memproses berkasnya.
Advertisement
Kekurangan Tenaga Medis
Eko memang tak punya banyak pilihan. Profesinya sebagai sopir truk logistik, mengharuskannya balok-balik melintas Suramadu saban hari. Dia sampai tak ingat sudah berapa kali hidungnya diurek-urek petugas.
Setidaknya, dengan mengantongi SIKM, Eko tak perlu swab tiga hari sekali sesuai masa berlaku surat swab karena SIKM berlaku sepekan sehingga dia dapat bekerja dengan lancar.
"Kalau bisa sih, waktu pengurusan SIKM Diperpanjang lebih dari tiga jam," harap dia.
Tapi harapan Eko ini nampaknya sulit disetujui. Keterbatasan tenaga medis membuat dinas kesehatan Bangkalan harus mengatur pergantian shif agar petugas yang ada tetap bisa bekerja di pos yang lain.
"Kenapa tiga jam, karena tenaga medis terbatas, kami harus atur shifnya karena mereka harus pindah tugas ke pos lain," kata Kepala Dinas Kesehatan Bangkalan, Sudiyo.
Meski ada penolakan terhadap swab hingga memicu demo ke Kantor Walikota Surabaya, hingga Selasa, 22 Juni 2021, Jumlah pemohon SIKM mencapai 942 orang dengan 12 di antaranya reaktif antigen. Jumlah yang nampaknya lebih banyak dari jumlah pendemo.