Walah, Mobilitas Warga Bandung Hanya Turun 17 Persen Sejak PPKM Darurat

Data itu terpantau melalui Facebook Mobilty, Google Traffic, dan Night Light NASA.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 11 Jul 2021, 13:00 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2021, 13:00 WIB
Jalan Asia Afrika di Bandung
Sejumlah pengendara melintas di Jalan Asia Afrika di Kota Bandung, Jumat (11/9/2020). (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, mobilitas masyarakat masih cukup tinggi sejak diterapkannya PPKM darurat pada 3 Juli 2021 lalu. Hingga saat ini, mobilitas masyarakat di Bandung baru turun 17 persen.

Data itu terpantau melalui Facebook Mobilty, Google Traffic, dan Night Light NASA.

"Virus Alpha penurunan mobilitas cukup 30 persen. Tetapi virus Delta, mobilitas harus turun 50 persen. Saya harap masyarakat tetap mengurangi mobilitas, sehingga penyebaran Covid-19 di Kota Bandung segera menurun dan berkurang," ucap Yana di Bandung, Sabtu (10/7/2021).

Menurut Yana, upaya menekan mobilitas masyarakat selama PPKM darurat diyakini mampu menurunkan penyebaran Covid-19. Oleh karenanya, Pemkot Bandung terus berupaya meminimalisir mobilitas warga.

"Penyebaran Covid-19 terjadi karena mobilitas masyarakat yang tinggi," kata dia.

Sementara itu, terkait ketersediaan oksigen, Yana menyatakan secara pasokan masih aman. Namun dia mengimbau agar warga lebih bijak soal oksigen.

"Sebanyak 29 rumah sakit rujukan itu membutuhkan 13 juta meter kubik per hari. Alhamdulilah penyuplai oksigen dapat memenuhinya," ujarnya.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini:

BOR Sedikit Menurun

Simulasi penanganan pasien terduga virus Corona
Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menggelar simulasi penanganan pasien terduga infeksi virus Corona atau Covid-19. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Selain itu, Yana juga mengungkapkan bed occupancy rate (BOR) di Kota Bandung yang mulai berkurang. Hal itu karena sejumlah rumah sakit mengonversi tempat tidurnya menjadi layanan Covid-19.

Pada akhir Mei 2021, BOR rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Bandung sebanyak 1.400 tempat tidur. Namun saat ini telah mencacapi 2.266 tempat tidur.

"BOR sepertinya berkurang, menjadi 91 persen. Ini terjadi karena semakin banyak konversi tempat tidur di 29 rumah sakit rujukan," tuturnya.

Yana tetap meminta agar pasien Covid-19 yang bergejala ringan bisa ditangani dengan isolasi mandiri di tempat tinggalnya masing-masing atau rumah singgah yang telah disiapkan Pemkot Bandung.

"Saya tetap minta warga kalau yang gejala ringan atau tidak berat tidak membebani rumah sakit. Saat ini kita siapkan sekitar 132 tempat isoman," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya