Liputan6.com, Sikka - Pandemi Covid-19 telah berdampak di sektor pendidikan. Demi mengurangi penyebaran Covid-19, pemerintah menerapkan pengenalan sekolah secara dalam jaringan atau daring.
Kebijakan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak dan menerapkan strategi pengenalan sekolah lewat jaringan, tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan secara online yang menggunakan jaringan internet.
Advertisement
Baca Juga
Demi memprioritaskan kesehatan dan keselamatan, saat ini Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) secara resmi menunda pembelajaran tatap muka di sekolah hingga batas waktu yang tidak ditentukan pada sekolah yang berada di lingkungan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sikka, termasuk SMPK Frater Maumere.
Kebijakan ini berdasarkan Surat Edaran Bupati SIKKA Nomor: Satgas 283/C-19/VI/2021 tertanggal 28 Juni 2021 tentang Penegakan Protokol Kesehatan Dalam Rangka Percepatan Penanganan COVID-19 juga memperhatikan meningkatnya kasus COVID-19 di wilayah Kabupaten Sikka.
"Tahun 2021 ini, SMPK Frater menerapkan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) secara daring dengan jumlah siswa kelas VII sebanyak 330 siswa," ungkap Kepala Sekolah SMPK Frater Maumere, Frater M Herman Yoseph kepada awak media, di Jalan Kimang Buleng, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Selasa (13/7/2021).
Dia mengatakan hari ini merupakan hari kedua MPLS bagi siswa SMPK Frater Maumere, sebanyak 330 siswa baru yang bersekolah di SMPK Frater Maumere menjalani masa orientasi siswa secara online atau daring, di mana siswa akan diberi materi untuk pembuatan presentasi dan pengenalan sekolah melaui video YouTube.
"Saat ini kegiatan MPLS di SMPK Frater Maumere mengusung tema Mengembangkan Potensi Peserta Didik yang Berbakat, Berprestasi, dan Berkarakter di Tengah Pandemi Covid-19," sebutnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, masa orientasi atau pengenalan sekolah dilaksanakan selama 7 hari. Pada 2 hari pertama diberikan materi MPLS, 3 hari berikutnya siswa membuat hasil karya secara umum melalui video YouTube dan pada hari terakhir penilaian sekaligus pemberian hadiah kreativitas siswa yang terbaik.
"Apabila sampai dengan tanggal 20 Juli atau akhir Juli 2021 belum ada surat dari dari Bupati Sikka untuk pelaksanaan tatap muka, maka pihak sekolah akan menyampaikan kepada Kadis PKO untuk melaksanakan KBM secara daring," sebutnya.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan, Polikarpus Pada mengatakan, siswa baru kelas VII sebanyak 330 orang yang mengikuti MPLS berbasis Daring dengan sistem dibagi dalam grup per kelas.
"Media yang digunakan yaitu WhatsApp untuk komunikasi atau sharing informasi, Google Form yaitu pengisian absensi atau kehadiaran siswa dan melaui channel YouTube," ungkapnya.
Ia mengatakan, dalam dua hari anak-anak menerima materi untuk dipelajari setelah itu mereka cermati. Dan ada beberapa materi yang harus mereka buat rangkuman singkat sebagai bekal untuk mereka dengan tujuan supaya mereka bisa memahami materi yang disajikan.
"Dan hari Rabu hingga Jumat kami berikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukan kreativitas selanjutnya hari Sabtu penutupan dan pemberian reward kepada peserta dengan kreativitas terbaik," dia mengatakan.
"Kreativitas dibuat dalam bentuk video dan dikirim ke panitia. Walaupun pelaksanaan MPLS secara daring diharapkan semua peserta didik baru dapat mengikutinya dengan baik,"Â dia menambahkan.
Lebih lanjut, ia mengatakan, penerapan daring masih mengalami kendala yaitu ada sebagian anak yang tidak memiliki HP Android.
Bagi siswa yang tidak memilik HP Android, pihak sekolah akan tetap memberikan materi MPLS pada saat pertemuan tatap muka.
"Kegiatan lebih banyak kreativitas anak, dengan tujuan memberikan kesempatan kepada mereka untuk menunjukan bakat mereka," dia memungkasi.
Â