Walah, Biaya Kremasi di Pekalongan Naik Hampir 2 Kali Lipat

Tidak semua orang yang dikremasi tergolong dari keluarga mampu. Sementara, biaya bahan baku solar sendiri, tidak ada kenaikan yang signifikan

diperbarui 25 Jul 2021, 13:00 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2021, 13:00 WIB
Krematorium di Jerman Berjuang dalam Pandemi Corona
Peti mati dipindahkan untuk dikremasi ke dalam tungku di krematorium saat pandemi virus corona sedang berlangsung di Meissen, Jerman timur pada 13 Januari 2021 Sebagian besar almarhum, yang akan dikremasi di sini, meninggal karena atau terkena COVID-19. (Foto oleh JENS SCHLUETER / AFP)

Pekalongan - Biaya kremasi jenazah di Krematorium Pekalongan, diketahui mendadak naik hampir 200 persen.

Akibat keputusan tersebut, keluarga jenazah menyesalkan pihak yayasan yang menaikan harga secara sepihak, karena tidak semua yang dikremasi dari keluarga mampu.

Biaya kremasi di yayasan tersebut semula Rp4 juta, tetapi sekarang naik menjadi Rp7 juta.

Suasana haru menyelimuti lokasi krematoirum Yayasan Gotong Royong di Kota Pekalongan, warga Kelurahan Pringrejo Kecamatan Pekalongan Barat Kota Pekalongan, Lioe Siao Ing, akhirnya meninggal dunia karena menderita Covid-19 sejak sepekan terakhir, Kamis (22/7).

Pihak keluarga merasa terpukul, lantaran biaya kremasi mendadak naik. Dari harga kremasi semula Rp 4 juta, naik menjadi Rp 7 juta.

Padahal, biaya kremasi salah satu keluarga mereka yang meninggal tiga hari yang lalu hanya Rp 4 juta, bahkan itu pun belum sempat terbayarkan.

David Santosa, salah satu kerabat duka menyesalkan pihak yayasan yang menaikan harga kremasi secara sepihak.

Itu karena menurutnya, tidak semua orang yang dikremasi tergolong dari keluarga mampu. Sementara, biaya bahan baku solar sendiri, tidak ada kenaikan yang signifikan.

"Saya sangat menyesalkan hal ini bisa terjadi, kenapa di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, tiba-tiba pihak yayasan menaikan biaya kremasi yang begitu fastastis," terang David Santosa.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Penjelasan Pengelola Krematorium

Mestinya, kata dia, ditengah situasi seperti ini, empati kemanusiaan harus menjadi perhatian bersama, bukan justru sebaliknya. Kendati harga kremasi sangat memberatkan, akan tetapi biaya kremasi sebesar Rp7 juta, tetap dibayarkan ke pihak yayasan.

"Saya tidak habis pikir, jika yang meninggal dari keluarga kurang mampu, bagaimana bisa membayar biaya kremasi sebesar Rp7 juta," tegasnya.

Terpisah, Ketua Yayasan Gotong Royong Pekalongan, Sugijanto Hartojo ketika dikonfirmasi via telfon menyatakan, Yayasan Gotong Royong Pekalongan merupakan kepengurusan baru, dan selama ini belum menghitung terkait biaya penyusutan dan perawatan di krematorium.

Sementara, akibat diterjang rob, kondisi krematorium di Kelurahan Kandang Panjang Kecamatan Pekalongan Utara sering rusak, dan membutuhkan biaya perawatan yang sangat tinggi.

Bahkan, kata Sugijanto Hartojo yang akrab disapa Wawan itu, belum lama ini dilakukan peninggian dengan menelan biaya cukup besar.

Menurutnya, jika dibanding dengan Krematorium di Pemalang, biaya kremasi di Krematorium Pekalongan lebih murah, di Pemalang sendiri sebesar Rp 7,5 juta, sementara di Pekalongan hanya Rp 7 juta.

"Oleh sebab itu, pengurus yayasan memutuskan untuk menaikan biaya kremasi, tidak lain karena untuk menopang biaya penyusutan dan perawatan krematorium," terangnya.

Dapatkan berita Suaramerdeka.com lainnya, di sini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya