Liputan6.com, Pekanbaru - Desa Ludai, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, disapu banjir bandang pada 30 Agustus 2021. Letak terisolasi membuat kabar bencana alam ini baru sampai ke pemerintah daerah pada 1 September 2021.
Desa ini sulit diakses. Satu-satunya yang menjadi penghubung daerah ke dunia luar adalah sungai. Butuh waktu tempuh tiga jam perjalanan memakai perahu bermesin ke desa dari pusat pemerintahan.
Advertisement
Baca Juga
Banjir bandang membuat 450 jiwa di Desa Ludai terdampak. Air bercampur lumpur memorakporandakan puluhan rumah, sekolah, tempat ibadah, dan fasilitas umum lainnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kampar, Adi Chandra, menjelaskan ada 21 unit rumah warga rusak. Begitu juga satu unit sekolah, masjid, dan lebih dari 10 fasilitas umum.
Adi bersyukur tidak ada korban jiwa dalam insiden banjir bandang itu. Dia menyebut bencana serupa berpotensi kembali terjadi mengingat cuaca dalam beberapa waktu terakhir cenderung tidak bersahabat.
Meski begitu, masyarakat yang telah begitu menyatu dan mencintai desa itu enggan beranjak. Meksipun tempat pengungsian dan dapur umum didirikan petugas di tempat lebih aman, warga masih bertahan di rumah.
"Warga tetap bertahan dengan keterbatasan, sembako menjadi bantuan yang paling dibutuhkan oleh masyarakat desa," kata Adi, Jumat, 3 September 2021.
Menurut Adi, bantuan tersebut akan meringankan beban warga desa. Pihaknya sudah ke lokasi menyalurkan bantuan dari pemerintah.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak video pilihan berikut ini:
Gerak Cepat PTPN V
Sementara itu, tim Program Tanggungjawab Sosial Lingkungan (TJSL) PT Perkebunan Nusantara V, setelah mendapat informasi bencana ini bergerak cepat. Ratusan sembako dikerahkan melalui BPBD Kampar untuk selanjutnya diserahkan masyarakat terdampak banjir.
Chief Executive Officer PTPN V, Jatmiko Santosa, mengatakan ada 150 paket sembako disalurkan. Masing-masing berisi beras, gula, minyak makan, dan bahan pangan lainnya.
"Semoga bantuan ini dapat meringankan masyarakat yang berjuang memulihkan keadaan pasca banjir di Desa Ludai," kata Jatmiko, Jumat petang.
Ketua Gabungan Pengusaha Kepala Sawit Indonesia Provinsi Riau ini menyebut bantuan tersebut merupakan bentuk kehadiran PTPN V sebagai perusahaan milik negara di tengah masyarakat.
"Mewakili seluruh karyawan PTPN V turut mendoakan agar bencana yang dihadapi masyarakat dapat segera teratasi dan kehidupan warga desa kembali normal," jelas Jatmiko.
Terkait bantuan ini, Adi Chandra menyampaikan terima kasih masyarakat Desa kepada PTPN V karena telah memberikan bantuan.
"PTPN V merupakan perusahaan pertama yang menyalurkan bantuan kepada korban banjir," kata Adi.
Desa Ludai sendiri merupakan Desa tertua di Kabupaten Kampar. Setidaknya terdapat 450 jiwa dengan 135 kepala keluarga yang hidup di desa tersebut. Sebagian besar mereka menyadap karet dengan upah sangat minim.
Topografinya dikelilingi dengan perbukitan dan hutan. Akses yang jauh dari ibu kota dengan jalur air sebagai satu-satunya sarana transportasi, serta listrik yang hanya menyala dari pukul 6 sore hingga 10 malam, menjadi tantangan tersendiri untuk menyalurkan bantuan.
Advertisement