Masuk Zona Kuning, Mamuju Siap Laksanakan PTM pada Pertengahan September 2021

Dispora Mamuju tengah serius mempersipakan penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) bagi siswa tingkat PAUD, TK, SD, dan SMP pada pertengahan September 2021.

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 09 Sep 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2021, 07:00 WIB
Antusiasme Murid Kelas 1 SD Ikuti Pembelajaran Tatap Muka
Suasana murid kelas 1 mengikuti PTM Terbatas di SDN Malaka Jaya 07 Pagi, Klender, Jakarta, Senin (30/8/2021). Di SDN Malaka Jaya 07 Pagi kegiatan PTM dibagi atas dua sesi yang masing-masing kelas rata-rata terdiri dari 10 murid dengan durasi belajar 2-3 jam. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Mamuju - Dispora Mamuju tengah serius mempersipakan penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) bagi siswa tingkat PAUD, TK, SD, dan SMP pada pertengahan September 2021. Mamuju saat ini berada di zona kuning penyebaran Covid-19 sehingga PTM dapat dilaksanakan.

Kadispora Mamuju, Murniani mengatakan, penerapan PTM sejatinya sudah mereka rencanakan beberapa bulan yang lalu. Namun, karena kondisi penyebaran Covid-19 di Mamuju saat itu tiba-tiba terjadi peningkatan signifikan, sehingga PTM pun urung dilaksanakan.

"Mudah-mudahan tidak ada halangan lagi, sehingga pertengahan bulan September ini kita laksanakan (PTM)," kata Murniani kepada Liputan6.com, Rabu (08/09/2021).

Murniani mengungkapkan, segala persyaratan PTM akan mereka penuhi utamanya dalam penerapan protokol kesehatan yang ketat. Pihkanya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan kepolisian terkait vaksinasi bagi guru dan siswa jelang PTM.

"Hampir semua guru sudah divaksin dan masih berjalan. Saat ini, vaksinasi bagi siswa juga sudah dilakukan," ungkap Murniani.

Menurut Murniani, penerapan PTM ini sangat penting bagi pendidikan siswa, karena pembelajaran secara daring yang selama ini diterapkan tidak maksimal. Apa lagi, beberapa daerah di Mamuju sulit, bahkan, tidak terjangkau jaringan internet.

"Anak-anak butuh pertemuan dengan gurunya secara langsung. Sehingga ilmu yang diberikan dapat diserap siswa lebih baik," ujar Murniani.

Lukman, salah satu orangtua siswa mendukung pelaksanaan PTM. Ia juga menilai pembelajaran secara daring yang selama ini diterapkan tidak maksimal. Apa lagi, menurutnya, banyak orangtua siswa yang memiliki kesibukan sehingga tidak dapat mendampingi anak mereka secara maksimal saat belajar daring.

"Kasihan anak-anak, karena proses belajar selama pendemi ini tidak optimal, penerapan PTM memang harus dilakukan," tutup Lukman.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya