Liputan6.com, Serang - Usai Gubernur Banten mencabut laporannya dan berdamai dengan enam buruh yang menjadi tersangka, Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) di bawah pimpinan Andi Gani tidak ikut berdemonstrasi di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang hari ini, Rabu, 5 Januari 2022. Aksi massa hari ini gabungan dari buruh dan mahasiswa yang masih menuntut kenaikan UMK 2022.
Baca Juga
Advertisement
"Kita enggak turun (demonstrasi) hari ini, karena kita sedang menyusun strategi lain yang akan kita lakukan," kata Sekjen DPP KSPSI, Hermanto Ahmad, di Mapolda Banten, Rabu (05/01/2022).
Meski tidak ikut turun ke jalan, KSPSI mengklaim tetap menuntut revisi UMK 2022 agar bisa naik sebesar 5,4 persen dan terus menyuarakan aspirasi buruh. "Kita sama dengn aliansi yang lain, bahwa kita merasa bahwa UMK itu perlu di revisi," terangnya.
Simak video pilihan berikut ini:
Alasan Buruh KSPSI Tidak Ikut Demonstrasi
KSPSI di bawah pimpinan Andi Gani mengklaim memiliki 750 ribu anggota di wilayah Banten, terbanyak berada di Tangerang Raya. Serikat buruh tersebut memilih duduk bersama dengan Gubernur Banten, Wahidin Halim untuk memperjuangkan aspirasinya dalam revisi UMK 2022 agar bisa naik.
Penyebab lainnya KSPSI tidak ikut turun ke jalan, karena laporan Gubernur Banten terhadap enam buruh di Polda Banten sudah dicabut oleh Wahidin Halim.
"Bahwa urusan buruh dengan Gubernur sudah selesai tadi malam dan bahwa persoalan teman-teman (buruh) tetap pada garis perjuangan untuk menuntut UMK itu bahwa ada pintu terbuka dari Pak Gubernur untuk membicarakan ini lebih soft, lebih lunak, dan nanti mungkin dalam waktu beberapa hari kedepan kita akan audiensi dengan Pak Gubernur," kata Sekretaris DPD KSPSI Banten, Ahmad Supriyadi, di tempat yang sama, Rabu (05/01/2022).
Dia menambahkan dengan jumlah anggota mencapai 750 ribu orang, sangat mudah mengerahkan massa untuk berdemonstrasi menuntut revisi UMK 2022 di kantor Gubernur Banten hari ini, tetapi KSPSI memilih untuk duduk satu meja dengan Wahidin Halim dalam perjuangannya.
"Dalam persoalan mengerahkan massa bagi kami itu perkara mudah, mau 2 ribu, mau 3 ribu. Tapi saya melihat bahwa watak Pak Gubernur itu lebih baik diminta baik-baik, dan itu yang ke depan akan kami lakukan," ujarnya.
Sebelumnya, diberitakan ada enam buruh yang menjadi tersangka usai Gubernur Banten melaporkan penerobosan ruang kerjanya pada 22 Desember 2021 ke Mapolda Banten. Pada Selasa malam, 4 Januari 2022, buruh dan Wahidin Halim bertemu di rumah pribadinya di Kota Tangerang, keduanya sepakat berdamai dan WH mencabut laporannya.
Advertisement