Liputan6.com, Garut - Anak domba Garut bermata satu yang kelahirannya sempat membuat geger warga Mekarmukti, Garut, akhirnya mati. Anak domba milik pasangan Yogi dan Fitri, warga Desa Jagabaya, Kecamatan Mekarmukti, itu mati karena kesulitan bernapas. Selain lahir dengan satu mata dan satu tanduk, anak domba itu juga tidak memiliki saluran hidung.
“Mati sekitar pukul 08.00 pagi,” ujar Hendi, warga Kampung Kubang Salaweyang, Desa Jagabaya, Minggu malam (13/2/2022).
Menurutnya, kondisi awal anakan domba Garut bermata satu bak dajal itu terbilang sehat. Namun ketiadaan saluran pernapasan akibat tidak adanya hidung sejak lahir, menyebabkan domba berkelir putih dengan corak sedikit hitam di kepala itu, hanya bertahan kurang dari 2 hari.
Advertisement
“Semaksimal mungkin apa yang ada kami coba (bertahan), minum air susunya diusahain tiap pagi, malam, namun pernapasan tidak maksimal,” katanya.
Baca Juga
Walhasil anakan domba Garut jantan tersebut, akhirnya mati di tangan pemiliknya sendiri. “Tadi juga sudah langsung dikuburkan,” ujar Hendi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sempat Membuat Geger
Sebelumnya, kelahiran anakan domba Garut bermata satu itu cukup mengagetkan warga Garut, sebagai salah satu daerah gudangnya ternak domba di tanah air.
“Saat saya lihat ternyata matanya hanya satu tanpa hidung, kemudian tanduknya hanya satu, namun kedua telinganya normal,” kata dia.
Awalnya domba mungil itu terlihat kesulitan bernapas, namun setelah dibersihkan, domba putih berkelir hitam di kepala itu, akhirnya bisa berdiri.
“Untuk sementara bernapas menggunakan mulut dan diberikan makanan sementara menggunakan susu sachetan biasa seharga Rp2.000,” kata dia.
Hendi juga sempat mengunggah gambar anak domba itu ke media sosial Facebook dan grup Whatsapp, dengan harapan ada bantuan dari pemerintah agar domba malang itu tetap bisa bertahan hidup.
Sebelumnya sudah ada yang sempat menawar anakan domba Garut mungil tersebut, namun pemilik domba tetap mempertahankan dengan harapan domba bisa tumbuh besar, namun akhirnya mati.
Advertisement