Harga Kedelai Tak Terkendali, Perajin Tahu Tempe di Bandung Bakal Mogok Produksi

Harga kedelai sebagai bahan baku tahu dan tempe di Bandung, Jawa Barat, terus melejit.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 15 Feb 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2022, 07:00 WIB
Sentra Tahu Cibuntu
Perajin kedelai di sentra industri tahu Cibuntu, Kota Bandung, mulai mogok produksi hari ini, Jumat (28/5/2021). (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Harga kedelai sebagai bahan baku tahu dan tempe di Kota Bandung, Jawa Barat, terus melejit. Di tangan perajin, saat ini harga kacang kedelai sudah menyentuh harga Rp11.250 per kilogram dari yang sebelumnya Rp9.000.

"Kenaikannya relatif dan tidak stabil, sudah lebih dari satu bulan. Ada yang dari awalnya Rp9 ribu, sekarang sudah Rp11.250," kata Ketua Paguyuban Tahu Tempe Jabar M Zamaludin, Senin (14/2/2022).

Tak stabilnya harga kedelai ini membuat perajin tahu tempe mengeluh. Bahkan, mereka terpaksa mogok massal produksi jika tak mendapatkan solusi pengendalian harga kedelai.

Menurut Zamaludin, imbas dari kenaikan harga kacang kedelai tidak cuma berdampak pada perajin dan pedagang saja, tetapi juga konsumen. Sementara, pihaknya tidak bisa menurunkan harga jual atau menstabilkannya. 

"Kalau konsumen ketinggian harganya kasihan kan korbannya konsumen juga. Kalau libur, mereka yang berjualan tahu dan tempe ini lumayan banyak seperti tukang cuanki, siomai, gorengan juga mereka banyak yang libur," ujarnya.

Zamaludin mengungkapkan, harga tahu sebelum kenaikan dibanderol Rp48.000-50.000 per papan. Kemungkinan harga tahu akan dinaikkan sekitar Rp5.000 per papan. Sementara untuk harga tempe, diprediksi mengalami kenaikan harga mencapai 30 persen.

"Dari harga keledai Rp9.000 per kilogram sudah tenang tidak naik. Dulu dipegang Bulog misal kalau ada kenaikan sempat turun lagi, naiknya tidak lama. Kalau sekarang kenaikannya terus, enggak ada turunnya," cetusnya.

Zamaludin mengatakan pihaknya sudah menyampaikan kepada pemerintah daerah yakni Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan juga Subdit Ekonomi Polda Jabar ihwal kenaikan harga kacang kedelai ini. Namun, hanya ditanggapi dengan kalimat "akan diusahakan".

Sementara, para perajin tahu tempe di Kota Bandung berharap, pemerintah bisa membantu kendala perajin agar tetap bisa berjualan dengan harga yang masih terjangkau dan tidak memberatkan pedagang serta konsumen.

"Makanya harapannya pemerintah yang menstabilkan harga kedelai, kalau bisa turun," tuturnya.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Jadwal Mogok

Harga Kedelai Naik, Pabrik Tahu Tempe Berhenti Beroperasi
Aktivitas pekerja di pabrik tahu tempe yang berhenti operasi di kawasan Duren Tiga, Jakarta, Sabtu (2/12/2021). Puskopti DKI Jakarta pun menyatakan mogok produksi ini akan dilakukan oleh sekira 5.000 pelaku usaha kecil menengah yang ada di bawah naungannya. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menurut Zamaludin, apabila tidak ada solusi, maka perajin tahu tempe di Bandung berencana akan melakukan mogok kerja massal. Kegiatan mogok produksi tahu tempe ini rencananya dilakukan pada 21-23 Februari 2022. 

"Sekarang kemungkinannya gitu (aksi mogok), kemungkinan tanggal 21-23 itu libur massal enggak akan produksi kalau harga kedelai masih naik," katanya.

Zamaludin menjelaskan, mogok massal terpaksa dilakukan untuk memberi tahu kepada konsumen bahwa perajin pun kesulitan dengan kondisi ini. 

"Jadi, mogok ini biar konsumen tau sekarang kami tidak mau menaikkan sendiri. Cuma terpaksa menaikkan harga," ucapnya.

Belum Dapat Suplai

Yana Mulyana
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mulai menjalani tugasnya selaku Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung mulai hari ini, Senin (13/12/2021). (Foto: Humas Kota Bandung)

Terkait rencana tersebut, Pelaksana tugas Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengungkapkan, suplai bahan baku kedelai berada di pemerintah pusat yakni Kementerian Perdagangan.

"Kita minta karena regulasinya di Kementerian Perdagangan. (Bahan baku) tahu tempe ini impornya ada di pemerintah pusat," katanya.

Lebih jauh Yana menuturkan, stok kedelai di setiap daerah pun tergantung pemerintah pusat. Karena itu, pemerintah daerah sejalan dengan perajin berharap harga kedelai bisa kembali normal.

Adapun opsi kerja sama dengan daerah lain pun tak mungkin karena hampir tidak ada yang bisa menghasilkan kedelai secara mandiri.

"Karena semua perdagangannya ada di pusat, jadi daerah juga semua belum (dapat suplai kedelai)," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya