Liputan6.com, Serang - Mencari berkah malam Ramadhan bisa dilakukan di mana saja, bahkan di balik jeruji besi Lapas Kelas IIA Serang. Para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) berlomba-lomba menghiasi malam 10 hari terakhir Ramadhan dengan mengaji dan mencari berkah Nuzulul Qur'an.
Mereka meramaikan masjid dan kamar tahanan dengan beribadah dan melantunkan ayat suci Al-Qur'an. Hanya ada 12 orang yang diperbolehkan beriktikaf di masjid Lapas Kelas IIA Serang. Mereka adalah orang pilihan yang sudah sangat dipercaya oleh petugas lembaga pemasyarakatan.
Advertisement
Baca Juga
Usai salat Isya, para WBP melanjutkan salat tarawih berjemaah di masjid. Selesai itu, mereka kembali ke kamar masing-masing untuk melanjutkan ibadah. Hanya ada 12 orang yang diperbolehkan beriktikaf di masjid.
Tarawih di masjid Lapas Kelas IIA Serang dilakukan secara bergilir dari setiap blok atau kamar penjara. Setelah itu, para WBP mengaji di kamar masing-masing. Namun, ada 12 WBP yang mengaji di masjid hingga pukul 21.00 WIB.
"Setelah tarawih dilakukan tadarus, sekitar 12 orang WBP yang mengikuti tadarus. Dari 12 orang itu sudah khatam Al-Qur'an. Mereka WBP yang sudah kita percaya," kata Kepala Lapas Kelas IIA Serang, Heri Kusrita, di kantornya, Rabu (27/4/2022).
Setiap malam, ada sekitar 60 sampai 70 WBP yang mengikuti salat tarawih di masjid Lapas Kelas IIA Serang. Mereka tampak khusyuk beribadah pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Usai itu, perwakilan WBP yang sudah dipercaya sebanyak 12 orang duduk melingkar dan membuka Al-Qur'an. Setiap tulisan ayat suci, mereka baca dengan khusyuk.
Mengaji di masjid dibatasi hanya sampai pukul 21.00 WIB. Kemudian, mereka melanjutkan mengaji di kamar masing-masing hingga pukul 23.00 WIB. WBP lainnya mengaji di dalam kamar masing-masing, demi keamanan. Kemudian, para WBP tidur untuk kemudian sahur pukul 03.00 WIB.
"Itu sudah rutin," dia menerangkan.
Rutin Salat Tarawih hingga Khatam Al-Qur'an
Khusyuknya mereka mengaji setiap malam Ramadhan, terutama pada 10 hari terakhir Ramadhan, hingga ada yang khatam atau tamat mengaji Al-Qur'an hingga dua kali.
Heri Kusrita berharap dengan ibadah yang tekun dan rajin, para WBP bisa menjadi pribadi yang lebih baik saat sudah bebas nanti.
"Alhamdulillah tadi juga kita jelaskan dari 12 orang itu khatam ada yang satu kali dan dua kali. Yang mengajar ada dari WBP, ada juga ustaz dari luar. WBP juga sudah pintar juga mengaji," jelasnya.
Advertisement