Liputan6.com, Pekanbaru - Bekal untuk bebas dari penjara terus diberikan lembaga pemasyarakatan (Lapas) di Riau. Kali ini oleh Lapas Teluk Kuantan, Kabupaten Kuansing dengan memberikan pelatihan batik bagi sejumlah warga binaan.
Pelatihan narapidana membatik ini dilakukan selama tiga hari. Lapas menggandeng Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Kuansing serta Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) setempat.
Advertisement
Baca Juga
Kepala Lapas Teluk Kuantan Bejo menjelaskan, pelatihan ini mendatangkan instruktur dari Asosiasi Batik Kuansing. Batik daerah Jalur ini menjadi pilihan karena sedang naik daun di Riau.
Saat ini, banyak pejabat di Riau, mulai dari gubernur dan wakil gubernur, bupati, beserta ibu-ibu pejabat yang memakainya. Apalagi semenjak adanya surat edaran Bupati Kuansing tentang pakaian dinas batik yang mengutamakan motif Batik Kuansing pada akhir Tahun 2021.
"Permintaan di pasar semakin membludak, Batik Kuansing pun semakin diminati semua kalangan baik kalangan muda, masyarakat, maupun eksekutif dan perkantoran," kata Bejo, Rabu malam (29/6/2022).
Bejo mengapresiasi kegiatan ini apalagi sejalan dengan sistem pemasyarakatan yang menjalankan setiap warga binaan mendapatkan pembinaan mental. Begitu juga dengan kerohanian, skil dan keterampilan sebagai bekal ketika bebas.
"Kami berharap keterampilan membatik ini bisa menjadi bekal mencari nafkah setelah selesai menjalani masa hukumannya," kata Bejo.
Â
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Asli Riau
Adanya kerja sama dengan Diskoperindag dan Dekranasda Kabupaten Kuansing, pihak lapas dan warga binaan tak perlu lagi pusing-pusing memikirkan modal serta pemasaran.
"Semua akan dibantu mulai dari proses produksi sampai penjualan hasil karya kain batik tersebut," ucap Bejo.
Dalam pelatihan ini, warga binaan diajarkan membuat beberapa motif seperti Jalur, motif Perahu Baganduang, Takuluak Barembai, Dayung, Randai, dan sebagainya.
Masing-masing motif memiliki filosofi yang berbeda, di mana nantinya warga binaan akan diajarkan motif lainnya. Apalagi saat ini sudah ada 20 motif Batik Kuansing yang didaftarkan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
"Semuanya sudah mempunyai sertifikat kekayaan intelektual," terang Bejo.
Saat ini, Lapas Teluk Kuantan dihuni oleh 380 warga binaan. Tentu semuanya tidak ikut tapi dilakukan seleksi oleh pihak Lapas, di mana salah satu terpilih adalah warga binaan bernama Dedek.
Dedek merupakan warga mendapatkan hukuman 8 tahun penjara karena tindak pidana yang dilakukannya. Dia sudah 4 tahun menjalani masa hukuman sehingga waktunya di Lapas tidak lama lagi.
Â
Advertisement
Hikmah di Balik Musibah
Selama beberapa hari ke depan, Dedek akan menjalani pelatihan buat bekalnya jika bebas nanti. Baginya, pelatihan merupakan hikmah terhadap apa yang dilakukannya pada masa lalu.
"Masuk penjara adalah musibah, tapi ada hikmah dan berkah dibalik itu semua," katanya.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Riau Mhd Jahari Sitepu berterimakasih kepada Pemerintah Kabupaten Kuansing yang memberikan perhatian dan dukungan kepada warga binaan.
"Batik Kuansing ini sedang viral, masyarakat sudah banyak yang memakainya, selain ke kantor juga ke tempat-tempat pesta," kata Jahari.
Jahari menyebut nilai ekonomi Batik Kuansing sangat tinggi. Diapun berharap warga binaan serius mengikuti pelatihan karena nanti ilmunya bisa dipakai untuk berwirausaha dan mencari nafkah.
"Jangan lagi melakukan pekerjaan yang melanggar hukum," ingat pria asal Sumatera Utara ini.