Pro Kontra Warga Gorontalo Tanggapi Aturan Pembelian BBM Subsidi via MyPertamina

Penerapan aturan tersebut dinilai tidak layak ketika suatu saat nanti diterapkan di Provinsi Gorontalo.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 05 Jul 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2022, 12:00 WIB
Uji Coba Beli Pertalite Pakai MyPertamina
Warga menggunakan plikasi MyPertamina saat mengisi bahan bakar pertalite di SPBU Pertamina Abdul Muis, Jakarta, Kamis (30/6/2022). Masyarakat tidak perlu khawatir apabila tidak memiliki aplikasi MyPertamina, karena pendaftaran dilakukan semua di website MyPertamina . (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Gorontalo - Baru-baru ini, pemerintah telah menetapkan aturan baru soal pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi. Setiap membeli BBM jenis Solar dan Pertalite wajib menggunakan aplikasi MyPertamina.

Meski Provinsi Gorontalo bukan menjadi daerah yang sudah memberlakukan aturan Pemerintah dan PT Pertamina (Persero) ini, penerapan aturan tersebut dinilai tidak layak ketika suatu saat nanti diterapkan di Provinsi Gorontalo.

Menurut Hartin Daud, salah seorang warga Gorontalo mengaku, jika penggunaan aplikasi MyPertamina tidak cocok diterapkan di Gorontalo. Pasalnya, masih banyak warga yang tidak memiliki smartphone, apalagi petani dan ibu rumah tangga.

"Berbeda dengan di daerah lain rata-rata hampir semua sudah memiliki gawai," kata Hartin kepada Liputan6.com, Senin (04/07/2022).

Selain itu, kata Hartin, jika aturan yang diterapkan ini hanya akan menyusahkan masyarakat. Sebab, kalaupun masyarakat mempunyai handphone, tentu mereka juga harus memiliki paket data internet.

"Nah paket data inilah yang mungkin menjadi masalah, mereka keluar biaya lagi untuk membeli paket internet agar bisa mengakses aplikasi My Pertamina," tuturnya.

Selain persoalan handphone dan paket internet, pengguna aplikasi MyPertamina di Gorontalo juga belum sesuai dengan ketersediaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Saat ini, ketersediaan SPBU di Gorontalo hanya bisa dihitung dengan jari. Ketersedian SPBU ni, seringkali memicu antrean panjang.

"Bayar manual saja masih antre, apalagi harus buka aplikasi segala, pasti antrean akan lebih parah,"ungkapnya.

Senada dengan Nasir, salah satu pengemudi becak motor (bentor) di Kota Gorontalo mengaku jika Gorontalo belum siap dengan penerapan aplikasi My Pertamina. Selain masyarakat sebagian masih awam, juga terkait dengan keamanan saat melakukan pengisian BBM.

"Saya berpikir begini, di SPBU ini kan dilarang menggunakan handphone, jangan sampai ini akan menimbulkan hal yang tidak diinginkan, seperti kebakaran," kata Nasir.

"Kami berharap, agar pemerintah mengkaji kembali dan menyosialisasikan aturan ini agar tidak menyusahkan di kemudian hari," ujarnya.

Simak juga video pilihan berikut:

Dukungan Generasi Milenial

Namun, tidak sedikit sebagian warga Gorontalo yang mendukung aturan PT Pertamina ini. Seperti yang dikatakan Riska Abdullah, dirinya mendukung penuh penggunaan aplikasi MyPertamina tersebut.

"Selain mengatur penggunaan BBM bersubsidi, aplikasi ini mampu meminimalisasi pembelian BBM dalam jumlah banyak yang berujung pada penimbunan," kata Riska.

Riska mengaku penggunaan aplikasi ini memudahkan mereka yang selama ini bertransaksi dengan elektronik. Mereka tidak lagi susah menggunakan uang tunai yang selama ini diterapkan di SPBU.

"Saya rasa dengan ini kita lebih praktis, hanya buka aplikasi langsung bayar tanpa mengeluarkan uang tunai. Era digital harus sudah seperti ini agar memudahkan generasi milenial seperti kami. Mudah-mudahan ini segera diberlakukan di Gorontalo," ia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya