Komnas Perempuan Angkat Suara soal Spekulasi Liar Penembakan Polisi di Rumah Ferdy Sambo

Komnas Perempuan saat ini tengah melakukan pendalaman kasus terkait pelaporan Putri Candrawathi sebagai korban kekerasan seksual.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jul 2022, 22:32 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2022, 22:32 WIB
Suasana Rumah Dinas Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo
Petugas kepolisian melintas di depan rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan , Rabu (13/7/2022). Rumah dinas Kadiv Propam Polri ini diduga menjadi lokasi penembakan yang menewaskan Brigadir J. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Nasional (Komnas) Perempuan mengingatkan semua pihak untuk menghentikan berbagai spekulasi terkait peristiwa di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo. Publik diminta bersabar menunggu hasil investigasi tim khusus (timsus) bentukan Kapolri.

Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani berpendapat, berbagai spekulasi yang menjadi isu liar saat ini akan berimbas pada lambatnya pemulihan Putri Candrawathi, istri Irjen Ferdy Sambo. Imbasnya, Timsus akan sulit mendapatkan keterangan dari istri Irjen Ferdy Sambo yang menjadi saksi kunci peristiwa tersebut.

“Semua spekulasi, khususnya terkait motif, menurut kami lebih banyak menyudutkan pihak Ibu P, sehingga itu menghalangi beliau untuk bisa pulih,” kata Andy kepada wartawan, Rabu (21/07/2022) malam.

Dikatakan, Komnas Perempuan saat ini tengah melakukan pendalaman kasus terkait pelaporan Putri Candrawathi sebagai korban kekerasan seksual.

“Kami sedang mendalami kasusnya, Komnas Perempuan mengupayakan siapapun yang melaporkan kekerasan seksual, yang pertama harus kita pastikan adalah upaya perlindungan dan pemulihannya dilakukan semua pihak,” ucapnya.

Terlepas dari kasus penembakan antaranggota Polri di rumah dinas Ferdy Sambo, Komnas Perempuan memandang kondisi Putri Candrawathi sebagai fokus utama.

“Kalaupun memang dia adalah saksi dari peristiwa, tetap butuh dia pulih dulu baru bisa bercerita. Yang jadi fokus kami adalah Ibu P punya ruang untuk pemulihan. Ibu P masih dalam kondisi sangat shock. Saat ini Ibu P hanya menangis saja, makanya kami butuh ruang lebih untuk bisa mendampingi kasusnya,” jelas Andy.

“Sementara ini kami berharap semua bersabar pada hasil penyelidikan, baik itu dari Timsus, Komnas HAM. Semua spekulasi-spekulasi itu menurut saya kita tunda dulu, kita hentikan kalau bisa. Isu utamanya kan penembakannya. Mari kita kasih waktu Komnas HAM, Timsus, kepolisian untuk memberikan informasi apa yang sebetulnya terjadi. Makanya kita hentikan dulu spekulasi-spekulasi tentang motif, kita kasih ruang untuk Ibu P pulih,” imbuhnya lagi.

Andy memastikan Komnas Perempuan terus memonitor perkembangan kondisi Putri Candrawathi dan akan berkoordinasi dengan Timsus maupun Komnas HAM bila ditemukan informasi tambahan.

Seperti diberitakan, Brigadir J yang tewas setelah terlibat baku tembak dengan Bharada E di kediaman Irjen Pol Ferdy Sambo disebut Polri diduga berupaya melakukan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menerangkan, Brigadir J memasuki kamar pribadi istri Irjen Ferdy Sambo dan diduga melakukan pelecehan serta menodongkan pistol kepada Putri Candrawathi. Putri Candrawathi kemudian berteriak meminta pertolongan dan membuat panik Brigadir J yang selanjutnya keluar kamar sebelum akhirnya baku tembak dengan Bharada E.

Kapolri telah membentuk tim khusus dipimpin Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono terkait peristiwa ini. Tim khusus turut melibatkan Kompolnas dan Komnas HAM.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya