Liputan6.com, Gorontalo - Demi menekan laju inflasi di Kabupaten Bone Bolango (Bonebol), Bupati Hamim Pou akan membuat dua program yang harus dijalankan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN).
Hamim bakal mewajibkan seluruh ASN untuk tidak menggunakan motor atau mobil setiap Jumat. selain itu, menganjurkan ASN untuk puasa sunah Senin dan Kamis atau salah satunya antara Senin dan Kamis.
Advertisement
Baca Juga
"Saya kira program ini untuk mendukung nonemisi. Kita bisa berjalan, berlari atau bahkan bersepeda ke kantor setiap hari Jumat," kata Hamim.
"Jadi bisa dikatakan kita berolahraga bersama, termasuk dianjurkan untuk puasa sunah Senin-Kamis atau salah satunya," tuturnya.
Ia menambahkan, program itu juga berkaitan dengan isu kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM). Di tengah keterbatasan anggaran yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Bone Bolango ini dirasa cukup jitu.
Olehnya, Hamim mengingatkan kepada aparatnya, agar selalu mematikan lampu, AC, dan sambungan listrik lainnya jika tidak digunakan.
Hamim menambahkan, untuk mencegah inflasi di Bone Bolango dan Provinsi Gorontalo dirinya akan membagikan 120.000 bibit cabai kepada masyarakat yang akan ditanam di pekarangan rumah.
"Sebab salah satu penyumbang inflasi di Gorontalo itu akibat mahalnya harga cabai. Jadi kita akan mendistribusikan 120 ribu bibit cabai agar masyarakat bisa memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam cabai," kata Hamim.
Inflasi di Kalteng
Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Provinsi Kalimantan Tengah mengajak masyarakat membantu pemerintah menekan laju inflasi dengan cara memanfaatkan lahan untuk ditanami hortikultura sehingga setidaknya bisa memenuhi kebutuhan keluarga sendiri.
"Banyak tanaman yang bisa kita tanam sendiri hanya dengan memanfaatkan pekarangan, bahkan dalam pot, seperti cabai, tomat, sayuran, dan lainnya. Itu bisa kita tanam sendiri tanpa harus membeli," kata Kepala DKP Kalimantan Tengah, Riza Rahmadi di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Selasa.
Saat ini banyak kebutuhan pokok yang masih didatangkan dari luar daerah seperti bawang, cabai, telur, ikan, dan lainnya. Komoditas tersebut sebenarnya bisa dihasilkan sendiri di Kalimantan Tengah.
Kondisi ini perlu menjadi perhatian karena seharusnya lahan yang ada bisa dioptimalkan. Komoditas seperti cabai rawit bahkan menjadi salah satu penyumbang inflasi di daerah ini.
Cabai bisa ditanam sendiri untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga sendiri. Secara tidak langsung ini bisa menghemat pengeluaran keluarga serta berkontribusi terhadap upaya bersama menekan angka inflasi.
Semakin banyak produksi bahan pangan yang dihasilkan maka semakin berkurang tingkat ketergantungan terhadap pasokan dari luar daerah. Dengan begitu diyakini akan berdampak pada stabilitas harga bahan pokok sehingga inflasi juga bisa ditekan.
"Kita mengharapkan di lingkungan perumahan dan masing-masing keluarga supaya memanfaatkan lahan pekarangan menanam tanaman hortikultura seperti cabai dan lainnya," ujarnya.
Riza berharap luas tanam tanaman pangan di Kalimantan Tengah terus bertambah sehingga ketahanan pangan semakin kuat. Ini juga akan menunjang upaya menekan laju inflasi.
Berdasarkan data, inflasi Kalteng saat ini sudah menembus di angka 6,79 persen dan menempati peringkat enam di Indonesia. Untuk itu perlu upaya untuk menjaga daya beli masyarakat, salah satunya melalui pasar murah.
"Secara umum kondisi pangan di Kalimantan Tengah cukup bagus. Pasar murah ini untuk merespons secara cepat perkembangan di lapangan dalam rangka mencegah peningkatan inflasi. Kita harapkan kegiatan-kegiatan seperti ini terus berlanjut dan langsung ke konsumen sehingga bisa lebih murah," kata Riza Rahmadi.
Advertisement