Liputan6.com, Gorontalo - Siapa sangka, jika di Provinsi Gorontalo terdapat Gunung Merapi. Salah satunya yakni Gunung Dumbo yang ada di sudut Kota Gorontalo, tepatnya di Kelurahan Botu, Kecamatan Talumolo.
Meski tidak begitu tinggi, gunung yang berdiri di tengah pemukiman kota tersebut, memiliki cerita tersendiri. Bahkan cerita itu hingga kini masih menjadi buah bibir di masyarakat Kota Gorontalo.
Advertisement
Baca Juga
Dulunya, Gunung Dumbo merupakan gunung aktif dan setiap tahun tingginya terus bertambah. Warga sekitar sering kali dibuat was-was kala itu. Â
Selain terus bertambah tinggi, gunung yang berada dekat dengan muara Sungai Bone ini terkenal dengan cerita mistis. Warga sekitar kerap melihat sosok pria berjubah putih duduk di puncak gunung.
Tidak hanya itu, warga yang tinggal di sekitar juga sering mendengar suara-suara aneh dari atas puncak gunung. Suara itu muncul ketika sore hari dengan kondisi hujan gerimis.
"Menurut cerita, pernah ada yang mencari kayu bakar bertemu orang yang mengenakan jubah putih duduk diam orang itu seperti bertapa," kata Rudi warga sekitar yang tinggal di kaki Gunung Dumbo kepada Liputan6.com (21/09/2020)
"Biasanya juga sore hari, ini kami sendiri yang alami, saat hujan turun gerimis dengan sedikit cahaya matahari ada suara orang bercerita dari atas gunung," tambahnya.
Dengan kondisi itu, kata Rudi, mereka sudah terbiasa dengan kondisi itu. Bahkan warga sekitar meyakini bahwa yang terjadi itu adalah komunikasi penghuni.
"Dengan kejadian itu kami sudah terbiasa, selama mereka tidak mengganggu kami, itu sah-sah saja. Kami yakin, bahwa itu arwah leluhur yang menghuni Gunung Dumbo," imbuhnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:Â
Gunung Dumbo Dijinakan
Sementara itu, Musa Dudu(89) salah satu petuah yang tinggal di kaki Gunung Dumbo bercerita, jika Gunung Dumbo itu dulunya sangat aktif. Dan di atas itu terdapat dua lubang yang mengarah ke laut dan mengarah dataran.
Dari lubang di atas puncak tersebut, warga bisa mendengar suara dentuman ombak laut yang tidak jauh dari Gunung Dumbo. Dari situlah warga meyakini jika gunung tersebut aktif dan sewaktu-waktu bisa mengancam.
Seiring berjalannya waktu, kata Musa, datanglah seorang saudagar kaya untuk menjinakan gunung itu. Dia turut prihatin dengan keresahan yang dirasakan oleh warga.
"Saya saksi hidup, dia orang itu bernama Tidumbo yang namanya disematkan di gunung ini hingga sekarang," kata Musa.
"Dia datang dengan tujuan menjinakan gunung itu. Saya waktu itu masih berumur 14 tahun kalau tidak salah," tuturnya.
Musa mengira jika proses penjinakan gunung dilakukan dengan ritual. Ternyata tidak, saudagar kaya tersebut memasukan puluhan kilogram emas di antara lubang yang ada di atas gunung.
"Dia datang menjinakan gunung dengan cara memasukan bongkahan emas seberat 70 kilogram di antara lubang. Semenjak itulah, gunung tersebut hingga kini masih aman dan tidak lagi memperlihatkan fenomena," ia menandaskan.
Advertisement