Liputan6.com, Garut Musibah longsor dan banjir bandang akibat luapan Sungai Cikaso dan Sungai Cipalebuh Kecamatan Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat memakan korban jiwa. Ribuan warga di delapan desa juga terpaksa mengungsi.
“Nah ini untuk yang longsor ada rumah satu yang hancur, kemudian ada satu korban yang meninggal dunia, satu lagi dirawat di rumah sakit,” ujar Wabup Garut Helmi Budiman, dalam peninjauan lapangan lokasi bencana, Jumat (23/9/2022).
Baca Juga
Menurutnya, musibah banjir bandang Garut selatan kali ini lebih besar dibanding musibah serupa pada 2020 lalu. Ribuan rumah warga terendam akibat terjangan musibah itu.
Advertisement
“Kerusakan rumah yang ada di Pameungpeuk saja ini ada sekitar 1.600 rumah yang terdampak, yang rusak hilang atau hancur dua rumah di Pameungpeuk, satu rumah karena longsor di Cisompet, yang lainnya ada kerusakan terendam saja,” papar dia.
Namun demikian, Helmi menyatakan angka pasti kerusakan rumah yang diakibatkan karena musibah banjir bandang itu tengah dihitung BPDB Garut.
“Jumlahnya (secara pasti) sedang diinventarisir, namun yang rusak jumlahnya antar 200-400 rumah, yang 1.200 itu kemungkinan yang terendam saja,” kata dia.
Selain kerugian secara material, terjangan banjir bandang kali ini menyebabkan tiga orang mengalami luka satu di antaranya meninggal dunia. “Saya mohon doa ya untuk kedua orang ini yang masih dirawat mudah-mudahan sehat, yang meninggal diterima iman Islamnya,” kata dia.
Selain banjir bandang, empat kecamatan lainnya ikut terdampak musibah longsor. “Total ada lima kecamatan, memang yang paling parah di Pameungpeuk dan Cisompet, kemudian Singajaya, Banjarwangi dan Cihurip,” ujar dia.