Liputan6.com, Balikpapan - Keadaan darurat di Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Sepinggan, Balikpapan terjadi pada Senin (17/10/2022). Kejadian itu terjadi saat kegiatan bongkar bridger di filling shed ke tangki timbun T-03, di mana terjadi tumpahan avtur di area bundwall.
Hal ini diketahui oleh salah seorang sekuriti dan segera melapor ke Operation Head (OH) DPPU Sepinggan dan OH DPPU Sepinggan men-declare keadaan darurat Level 0. TPKD DPPU Sepinggan langsung bertindak dengan melakukan proses penanggulangan tumpahan avtur menggunakan oil spill kit.
Sementara proses penanggulangan tumpahan avtur berjalan di sekitar T-03, saat itu cuaca di sekitar DPPU Sepinggan mendung pekat dan terjadi beberapa kali petir, tiba-tiba petir menyambar T-03 dan mengakibatkan kebakaran di sekitar T-03, akibat kebakaran tersebut salah seorang petugas TPKD DPPU Sepinggan ada yang terluka.
Advertisement
Dengan kejadian ini OH DPPU Sepinggan melaporkan ke Executive General Manager (EGM) Pertamina Patra Niaga di Balikpapan sembari menginstruksikan untuk melakukan evakuasi kepada pekerja agar keluar dari DPPU Sepinggan. EGM mengaktifkan keadaan darurat menjadi Level 1 dan Pusat Komando Kendali (Puskodal) Region Kalimantan.
Tim medis Regional Kalimantan yang sudah tiba di lokasi kejadian mengevakuasi petugas PKD yang terluka untuk dilakukan P3K.
TPKD DPPU Sepinggan melakukan proses pemadaman menggunakan fire equipment yang ada. Api semakin membesar, karena peralatan dan sumber daya yang ada dianggap kurang serta adanya petugas yang cedera.
OH DPPU Sepinggan menghubungi Pemadam Kebakaran Kota Balikpapan dan ARFF serta rumah sakit terdekat yaitu RS AURI, sementara Manager HSSE Region menghubungi Pertamina Group Kalimantan (PGK) untuk meminta bantuan.
Warga sekitar yang melihat kejadian kebakaran mulai berdatangan ke lokasi untuk menyaksikan langsung kejadian kebakaran di DPPU. Diantara warga yang datang ada oknum warga yang mulai mencoba masuk lokasi DPPU karena mendengar salah seorang petugas yang terluka adalah anggota keluarganya.
Sekuriti mencoba untuk menahan agar tidak masuk ke lokasi kejadian karena dapat membahayakan yang bersangkutan, tetapi warga tersebut bersikeras masuk untuk menemui OH DPPU Sepinggan meminta penjelasan dan ganti rugi serta mulai mempropokasi warga yang lain.
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan OH DPPU Sepinggan menghubungi Polsek Bandara untuk meminta bantuan pengamanan. Tidak begitu lama personil Polsek Bandara tiba di lokasi dan mulai melakukan pengamanan terhadap warga yang datang di lokasi.
Korban luka bakar setelah dilakukan P3K dibawa menuju RU AURI dengan ambulans untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut yang selanjutnya dirujuk ke RS Pertamina untuk mendapatkan penanganan intensif.
Dengan dukungan tim pemadam dari luar, kurang lebih 90 menit api berhasil dikendalikan dan pemadaman selesai, tepatnya pukul 15.00 Wita. Keadaan darurat berhasil ditanggulangi, OH DPPU Sepinggan menyampaikan ke EGM bahwa keadaan darurat selesai/dicabut.
Simulasi Keadaan Darurat
Ini merupakan simulasi keadaan darurat yang digelar Pertamina Patra Niaga Region Kalimantan. Secara keseluruhan simulasi berjalan dalam waktu 3 jam. Simulasi kejadian merupakan simulasi Level 1 yang melibatkan Kepolisian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Rumah Sakit Pertamina, Pemadam Kebakaran Kota Balikpapan, Airnav, Airport Rescue and Fire Fighting (ARFF), Tim Penanggulangan Keadaan Darurat (TPKD) DPPU Sepinggan dan Tim HSSE Regional Kalimantan dan Pertamina Grup yang ada di Kalimantan.
Kegiatan simulasi PKD secara periodik dilakukan untuk menguji kesiapan dan kesiagaan sistem penanggulangan keadaan darurat yang sebenarnya.
"Kegiatan simulasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesiagaan dan kesigapan dalam menangani keadaan darurat serta untuk melatih, me-refresh, serta mengevaluasi kembali bagaimana Standard Operating Procedure (SOP) penanganan saat keadaan darurat," jelas EGM PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan M Taufiq Setyawan kepada awak media.
Simulasi PKD ini minimal dilakukan setiap setahun sekali dan sekaligus melatih pemahaman tugas dan tanggung jawab setiap fungsi terhadap kondisi emergency yang sewaktu waktu bisa terjadi dan merupakan kegiatan yang sangat penting guna meningkatkan kehandalan dan kesiapan sistem, sumber daya, dan fasilitas penanggulangan keadaan darurat yang ada dalam suatu lokasi ketika menghadapi kondisi yang sebenarnya," dia menambahkan.
Pertamina dalam hal ini telah melakukan berkoordinasi dengan pihak eksternal dan internal terkait kegiatan simulasi keadaan darurat. Pertamina melibatkan tim bantuan keadaan darurat dari pihak eksternal yaitu kepolisian, pemadam kebakaran dan Rumah Sakit terdekat. Yang tidak kalah penting dalam pelaksanaan simulasi ini adalah alur komunikasi dalam menghadapi kondisi darurat termasuk melaporkan situasi update ke Polres, Polda, Walikota dan Gubernur serta Direksi Pertamina.
“Keadaan darurat level 1 adalah kondisi darurat yang tidak bisa ditanggulangi oleh satu unit lokasi saja tetapi membutuhkan bantuan dari lokasi Pertamina Patra Niaga lain atau bantuan eksternal seperti dari Pertamina Grup, BPBD, Damkar Pemda," tambah Taufiq.
“Simulasi PKD berjalan lancar, tetapi kami berharap tidak ada insiden terjadi, namun demikian kami tetap waspada jika memang kami harus menghadapi keadaan darurat, kami harus optimis bisa menanganinya dengan baik," tutup Taufiq.
Advertisement