Cerita Selamat dari Gempa Cianjur Lewat Celah sambil Merangkak dalam Reruntuhan

Guncangan gempa dalam hitungan detik seketika merobohkan rumahnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Nov 2022, 02:50 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2022, 02:32 WIB
Cerita Ibu Terdampak Gempa Cianjur (Fira Alfi Syahrin)
Cerita Ibu Terdampak Gempa Cianjur.

Liputan6.com, Cianjur - Rumah sakit di Kota Sukabumi menjadi rujukan perawatan medis korban terdampak gempa bumi Kabupaten Cianjur, setelah RSUD R Syamsudin SH. Kini RS Bhayangkara Setukpa sudah menerima sepuluh pasien.

Enam orang pasien sudah pulang, sedangkan empat diantaranya masih dalam perawatan medis, salah satunya Lilis Sri Mulyati, ia menceritakan bagaimana guncangan gempa dalam hitungan detik seketika merobohkan rumahnya.

"Langsung ketimpa, mana ini jarinya tiga yang satu patah hampir putus, yang dua lagi gak tau waktu di rontgen, bapaknya (suami) bilang patah aja telunjuk sama jari manis," kata Lilis dengan suara lirih, Rabu (23/11/2022).

Saat kejadian, ia hendak ke kamar mandi untuk wudu. Lilis menyebut, gempa yang dirasakannya kala itu langsung meruntuhkan bangunan yang ia huni, tanpa ada getaran kecil terlebih dulu.

"Jadi getaran yang kecil-kecil itu gak ada, goyang langsung bruk ancur. Nggak bisa, jangankan untuk lari, bernafas pun ibarat kita gak sempet, karena goyang langsung bruk gitu. Rata rumah, ketumpuk, saya liat ada celah akhirnya maksain ngerangkak sambil teriak, saya ditolong sama adik," imbuhnya.

Lilis mengungkap, bahkan saat dievakuasi ia tidak dibawa menggunakan ambulans melainkan mobil pribadi yang kebetulan lewat, untuk menuju RS Cianjur.

Sesampai di rumah sakit, kata dia, keadaan over kapasitas membuatnya baru mendapatkan perawatan intensif setelah dirujuk ke RS Bhayangkara.

"Punggung sini sampe ujung, karna udah lebih dari 8 jam lukanya belum ditangani, kemarin disini dijahit. Di Cianjur diinfus bersihin alakadarnya pastinya darurat banyak, baru bisa dibawa kesini. Mungkin kan disana banyak pasiennya gak tertangani. Disni kemarin saya ampe dhuhur baru dibersihkan," jelas dia.

Lilis merupakan warga Kampung Pameungpeuk Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur. Sementara suami dan anaknya yang berusia 5 tahun alami luka ringan.

Ia pun berharap segera mendapat bantuan, terutama kebutuhan primer. Karena saat menyelamatkan diri, hanya baju yang melekat pada tubuhnya saja yang tersisa.

"Terutama sih saya pengen cepet diangkat dulu puing-puingnya siapa tau saya bisa nyelamatin barang berharga. Hp suami kan gak bisa menghubungi kantor di Jakarta, takutnya disangka meninggal atau gimana," jelasnya.

Sementara, Wakil Kepala RS Bhayangkara Setukpa, Kompol Rofiman menerangkan pihaknya masih merawat empat orang korban gempa dengan kondisi luka patah tulang dan luka-luka sobek

Kata dia, karena fasilitas di rumah sakit Cianjur tidak memugkinkan, maka pasien-pasien tersebut dialihkan ke instalasi Hemodialisa RS Bhayangkara Setukpa.

"Kondisi saat ini di RS Bhayangkara Setukpa stabil dan alhamdulillah kami dibantu juga teman-teman dari Persatuan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia," terang Rofiman saat ditemui di rumah sakit, Rabu (23/11/2022).

Lebih lanjut, RS Bhayangkara Setukpa sudah memiliki dokter spesialis, agar kedepannya pihaknya dapat melakukan penanganan kepada korban gempa Cianjur.

"Kalau untuk ruangan, khusus apabila terjadi bencana yang banyak, kita sudah menyiapkan salah satu gedung di Setukpa ini, yaitu Gedung Widya Wira Utama yang mempunyai kapasitas bisa menampung 40 pasien," pungkasnya.

 

(Fira Alfi Syahrin)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya