Makna Pemasangan Bleketepe dalam Rangkaian Pernikahan Kaesang dan Erina

Berikut makna pemasangan bleketepe dalam rangkaian acara pernikahan Kaesang dan Erina Gudono.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 09 Des 2022, 11:34 WIB
Diterbitkan 09 Des 2022, 11:31 WIB
Jokowi melakukan pemasangan bleketepe yang terbuat dari anyaman daun kelapa dipasang di atas pintu masuk rumah (Liputan6.com/Fajar Abrori)
Jokowi melakukan pemasangan bleketepe yang terbuat dari anyaman daun kelapa dipasang di atas pintu masuk rumah (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Yogyakarta - Kaesang Pangarep dan Erina Gudono akan menggunakan adat Jawa dalam prosesi pernikahan mereka. Salah satu rangkaiannya adalah pemasangan bleketepe yang telah dilakukan Jumat (9/12/2022) pagi.

Mengutip dari 'Tarub dan Perlengkapannya Sarat dengan Makna dan Filosofi' oleh Endang Setyaningsih, bleketepe adalah anyaman daun kelapa yang dipasang sebagai atap di halaman rumah. Bleketepe terbuat dari janur kuningyang dianyam saling menyilang dalam jumlah banyak.

Namun, saat ini pemasangan bleketepe juga ada yang hanya menggunakan satu lembar saja sebagai simbolis dengan digantungkan di atas janur melengkung. Prosesi ini biasanya dilakukan oleh ayah calon pengantin, sedangkan ibu membantu memegang anak tangga.

Istilah bleketepe diambil dari kata 'bale' dan 'katapi'. Bale artinya tempat, sedangkan katapi berasal dari kata 'tapi' yang berarti memisahkan kotoran untuk dibuang. Sesuai namanya, bleketepe berarti tempat kotoran yang dipilah untuk kemudian dibuang atau penyucian diri.

Lebih lanjut, berikut makna pemasangan bleketepe dalam rangkaian acara pernikahan Kaesang dan Erina Gudono:

1. Simbol dimulainya hajatan 

Bleketepe yang dipasang di bagian depan rumah dimaknai sebagai kesiapan keluarga dalam memulai rangkaian hajat mantu. Daun kelapa yang dipakai harus yang masih berwarna hijau muda dan biasanya dianyam.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Menyucikan Diri

2. Orangtua dan calon pengantin menyucikan diri

Pemasangan bleketepe ini juga merupakan ajakan orangtua serta calon pengantin kepada para tamu undangan untuk menyucikan diri. Bleketepe seolah menjadi 'gerbang penyucian diri' sebelum masuk ke tempat acara.

Bukan hanya pengantin, orangtua, anggota keluarga, dan tamu undangan, proses penyucian diri ini juga berlaku untuk siapapun yang terlibat dalam prosesi pernikahan. Dengan adanya bleketepe, diharapkan semua orang yang terlibat akan mendapat kesucian dan acara pun berjalan lancar.

3. Penyucian lokasi acara

Bukan hanya penyucian bagi orang-orang yang terlibat, pemasangan bleketepe juga bertujuan untuk menyucikan lokasi yang dipakai untuk hajatan. Tentunya, lokasi yang sudah dipilih diharapkan bisa mendukung di sepanjang acara pernikahan.

4. Tolak bala

Menyucikan diri dan tempat juga berarti menolak kesialan atau bala. Pemasangan bleketepe juga menjadi doa agar acara pernikahan berjalan lancar serta terbebas dari hal jahat dan buruk.

5. Harapan kebahagiaan dan kemuliaan

Selain bleketepe, biasanya di sekitarnya juga dipasang hiasan-hiasan lainnya, seperti janur, daun alang-alang, daun opo-opo, dan pisang raja. Hiasan-hiasan ini juga memiliki makna tersendiri.

Janur kuning melambangkan cita-cita yang tinggi, daun alang-alang sebagai simbol rintangan, daun opo-opo merupakan harapan agar tidak terjadi hal buruk selama prosesi pernikahan maupun kehidupan mendatang, serta dua tundun pisang raja yang bermakna harapan agar pengantin dapat diberikan kemakmuran dan kemuliaan seperti raja.

Pemasangan bleketepe sebagai salah satu rangkaian adat pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono menjadi salah satu bagian penting yang tak boleh dilewatkan karena sarat akan makna.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya