Gaya Nyentrik Bertopi Wabup Helmi, Ajak Toleransi dalam Perayaan Natal di Garut

Dibanding tahun sebelumnya, pelaksanaan misa Natal 2022 kali ini cukup sederhana sebagai bentuk empati dari mereka, terhadap kondisi warga Jawa Barat lainnya yang tengah dirundung musibah.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 25 Des 2022, 16:20 WIB
Diterbitkan 25 Des 2022, 16:20 WIB
Menggunakan topi dan rompi berkelir biru, dengan setelan kemeja kotak, Wabup Garut, Jawa Barat Helmi Budiman nampak lebih rileks memimpin pengecekan sejumlah gereja dalam malam perayaan misa Natal 2022, Sabtu malam. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Menggunakan topi dan rompi berkelir biru, dengan setelan kemeja kotak, Wabup Garut, Jawa Barat Helmi Budiman nampak lebih rileks memimpin pengecekan sejumlah gereja dalam malam perayaan misa Natal 2022, Sabtu malam. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Menggunakan topi dan rompi berkelir biru, dengan setelan kemeja kotak, Wabup Garut, Jawa Barat Helmi Budiman nampak lebih rileks memimpin pengecekan sejumlah gereja dalam malam perayaan misa dan Natal 2022, Sabtu malam.

Didampingi pimpinan Forkopimda Garut lainnya seperti Kapolres Garut, Dandim, Kepala Kemenag Garut dan lainnya, gaya nyentrik Wabup Garut terlihat lebih rileks dari biasanya.

Tidak ada pesta kemeriahan, seluruh jemaah yang hadir di Gereja Santa Maria di Jalan Bank, Kecamatan Garut Kota, terlihat khidmat melaksanakan misa, sambil ikut mendokan musibah gempa di Cianjur.

Petugas gabungan TNI-Polri plus bantuan beberapa ormas termasuk Banser NU yang saban tahun getol mengamankan fasilitas dan sarana ibadah penganut agama lain, terlihat berbaris di luar gereja mengamankan situasi.

“Itu semata-mata bukan karena ada itu ada ini, tapi karena kecintaan saja, karena kami ingin betul-betul memastikan bapak ibu dalam keadaan aman, nyaman ketika melaksanakan Misa ataupun ibadah pada malam ini dan esok hari,” papar dia.

Menurutnya, hadirnya jiwa dan semangat toleransi dalam misa dan natal 2022 ini, diharapkan mampu menjadi modal besar membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Termasuk membangun Kabupaten Garut, semuanya harus bersatu tanpa membedakan suku, tanpa membedakan agama, ataupun apapun perbedaan-perbedaan,” kata dia.

Dengan kondisi itu, semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang menjadi ‘jimat’ bagi bangsa Indonesia bisa tetap terjaga dan lestari hingga kini.

“Tentu ini bukan hanya jargon, ini adalah betul-betul bagaimana kita bisa membangun secara bahu-membahu,” kata dia.

Dibanding tahun sebelumnya, pelaksanaan misa dan Natal 2022 kali ini cukup sederhana sebagai bentuk empati dari mereka, terhadap kondisi warga Jawa Barat lainnya yang tengah dirundung musibah.

 “Kami sangat mengapresiasi, tentu atas jiwa besar yang diperlihatkan oleh bapak-ibu sekalian,” kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya