Liputan6.com, Bandung - Kasus satu keluarga yang mengalami keracunan di Bekasi telah terungkap. Sang pelaku adalah seorang pembunuh berantai dengan motif supranatural.
Baca Juga
Advertisement
Dalam kasus ini terdapat tiga tersangka yaitu Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehudin. Adapun korban pembunuhan ternyata berjumlah sekitar sembilan orang dan tersebar di beberapa lokasi.
Seperti diketahui, kasus di Bekasi awalnya memakan tiga orang korban. Namun, belakangan terungkap bahwa korban dibunuh di Cianjur terdapat empat korban, di Garut satu korban, dan satunya lagi masih dalam tahap pencarian.
Kasus yang terjadi di Bekasi membuka fakta-fakta mengerikan mengenai pembunuhan berantai tersebut. Adapun salah satu korban yang selamat dan tengah dirawat di rumah sakit juga merupakan tersangka yang sengaja meminum racun.
"Awal, tiga korban meninggal, satu korban Neng Ayu (5) selamat dirawat, yang satu minum racun juga ternyata sengaja, ternyata ini juga tersangka (M Dede)," kata Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi ketika jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Kamis (20/1/2023).
Adapun dari penyelidikan ini ditemukan dua alat bukti yang menunjukkan bahwa kematian para korban di Bekasi tersebut merupakan salah satu skenario dari pembunuhan berencana.
Penyidik yang menangkap Dukun Aki atau Wowon Erawan di Cianjur bersamaan dengan Solihin alias Duloh. Dalam penyelidikan tersebut, pelaku mengaku bahwa dirinya membunuh enam korban lainnya di luar Bekasi.
"Pengakuan tersangka, mereka sudah bunuh 6 orang di luar TKP Bekasi. Saat ini sedang kami selidiki," ujarnya
Sebanyak enam korban dari pembunuhan berantai di Cianjur awalnya ditemukan empat orang di tiga lubang. Korban tersebut adalah Bayu di lubang pertama, Noneng dan Wiwik di lubang kedua, dan Farida di lubang ketiga.
Satu korban lainnya masih diupayakan untuk diungkap identitasnya. Adapun korban tersebut sempat dihanyutkan ke laut, namun kemudian ditemukan warga dan dimakamkan di Garut. Sedangkan, satu korban yang lainnya masih dalam tahap pencarian oleh polisi.
"Ini terus kami selidiki secara berkesinambungan. Karena dari beberapa saksi yang menyatakan 'masih ada teman kami belum jelas di mana', penyelidikan belum selesai. Kami akan telusuri korban penipuan dan lain orangnya ada di mana, apakah di luar negeri atau di dalam," ujar Hengki.