Bau Peapi, Sajian Ikan Kuah Khas Mandar yang Dibuat dengan Bumbu Khusus

Nama 'bau' dan 'peapi' diambil dari bahasa Mandar

oleh Switzy Sabandar diperbarui 02 Jun 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2023, 14:00 WIB
ikan segar
Ilustrasi ikan segar/copyright freepik.com/dashu38

Liputan6.com, Polewali Mandar - Kuliner Sulawesi Barat identik dengan makanan bercita rasa pedas, gurih, dan asam. Salah satu sajian tradisional di wilayah ini adalah bau peapi.

Bau peapi merupakan kuliner Mandar, Sulawesi Barat. Nama 'bau' dan 'peapi' diambil dari bahasa Mandar.

'Bau' berarti ikan, sedangkan 'peapi' berarti dimasak. Sesuai namanya, sajian ini memang berbahan dasar ikan yang diolah menjadi sajian lezat.

Mengutip dari pariwisataindonesia.id, ikan yang biasanya digunakan sebagai bahan dasar bau peapi adalah ikan tuna, ikan cakalang, atau ikan bandeng. Tak bisa dipungkiri, Sulawesi Barat memang merupakan salah satu daerah penghasil ikan dan makanan laut lainnya karena berada di daerah pesisir.

Ikan segar bisa dengan mudah ditemukan di daerah ini, sehingga cukup mudah pula mencari bahan dasar untuk bau peapi. Sajian Mandar yang memiliki kuah berwarna kuning ini dimasak dengan cara direbus.

Dalam memasak bau peapi, masyarakat setempat juga memiliki beberapa bumbu dan teknik rahasia. Masakan ini dibuat dengan bumbu-bumbu khusus yang hanya bisa ditemukan di daerah Sulawesi Barat. Beberapa bumbu tersebut misalnya pammaisang atau asam mangga.

 

Rasa Asam Unik

Pammaisang dibuat dari mangga muda jenis tertentu yang bernama toissang padre, ka’lo’li dan cammi’. Mangga tersebut dipotong kecil-kecil, kemudian dikeringkan.

Bahan tersebut membuat bau peapi memiliki rasa asam unik yang berbeda dengan rasa asam dari bahan lain. Selain dijadikan sebagai bumbu masakan khas, pammaisang atau kaloe juga menjadi salah satu bumbu khas Mandar yang banyak dijadikan oleh-oleh. Selain asam mangga, masyarakat biasanya juga menggunakan belimbing sebagai sumber rasa asam.

Bukan itu saja, masakan ini juga menggunakan bumbu lain yang tidak kalah penting, yakni bawang mandar atau lasuna mandar. Bawang ini berbeda dari jenis bawang merah yang ada di pasaran.

Sayangnya, lasuna mandar tidak selalu bisa didapatkan di pasar-pasar, sehingga masyarakat Mandar terkadang menggantinya dengan bawang merah biasa.

Adapun bumbu spesial lainnya adalah minyak. Minyak untuk membuat bau peapi berasal dari minna mandar atau minyak kelapa lokal. Minyak ini diolah oleh masyarakat Mandar, mulai dari memarut, memeras, hingga dimasak untuk menghasilkan minyak.

Selain menggunakan bumbu-bumbu khusus, bau peapi juga menggunakan aneka rempah lainnya, seperti cabe, kunyit, garam, dan merica. Masyarakat setempat masih mempertahankan cara memasak tradisional untuk membuat bau peapi, yakni dengan menggunakan kuali tanah liat dan tungku kayu bakar. Bumbu khas dan teknik memasak inilah yang membuat bau peapi memiliki rasa khas yang kuat.

Bau peapi biasanya disajikan bersama jepa, yakni kuliner khas Mandar dari adonan singkong dan parutan kelapa yang dibuat menjadi lembaran bulat tipis. Jepa juga dimasak dengan menggunakan kuali tanah liat dan tungku kayu bakar.

(Resla Aknaita Chak)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya