Peringatan SCUD Day pada 8 Juli, Hari Bersantai Tanpa Drama dalam Hidup

SCUD Day diciptakan oleh penulis dan pengacara, Stephanie West Allen, pada 2007.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 09 Jul 2023, 13:00 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2023, 13:00 WIB
Ilustrasi drama
Ilustrasi drama (Image by storyset on Freepik)

Liputan6.com, Yogyakarta - Savor the Comic, Unplug the Drama Day (SCUD Day) merupakan sebuah perayaan nasional yang dirayakan setiap 8 Juli. Pada perayaan SCUD Day, masyarakat diajak untuk mengesampingkan semua drama yang telah dialami dalam hidup.

Kehadiran SCUD Day adalah untuk mendorong orang-orang dari semua kalangan untuk sejenak bersantai. Tak bisa dipungkiri, dalam menjalani kehidupan sehari-hari, masyarakat akan dipertemukan dengan drama dan berbagai masalah.

Tak jarang, masalah atau drama tersebut masuk ke dalam hidup dan menyebabkan komplikasi. Untuk itu, SCUD mendorong masyarakat untuk fokus pada hal-hal positif dan menjauhkan diri dari hal-hal negatif yang ada di sekitar.

Mengutip dari nationaltoday.com, SCUD Day diciptakan oleh penulis dan pengacara, Stephanie West Allen, pada 2007. Allen yang memiliki pengalaman luas di bidang hukum menyadari bahwa orang yang bekerja keras juga membutuhkan waktu istirahat.

Atas dasar tersebut, Allen kemudian menciptakan SCUD Day. Perayaan tersebut didedikasikan untuk sekadar bersantai.

Allen telah bertahun-tahun menjabat di asosiasi pengacara lokal. Selain itu, ia juga mengambil banyak kursus di School of Counseling Psychology, Santa Clara University.

Allen juga merupakan salah satu pemilik Klub SCUD (Savor the Comic, Unplug the Drama), yang merupakan buletin dua mingguan. Buletin tersebut berbicara tentang bagaimana seseorang dapat bersantai dan melupakan semua masalah dalam hidup.

Saat perayaan SCUD Day, orang-orang akan diminta untuk mundur dari jadwal padat dan segala masalah yang sedang dihadapi. Orang-orang tersebut diajak untuk melihat hal positif dalam segala hal yang dialami.

 

SImak Video Pilihan Ini:

24 Jam Santai

Selama 24 jam, orang-orang dari semua kalangan diminta untuk bersantai, tertawa, dan melepaskan diri dari drama apa pun. Fokus utama SCUD Day ini sebenarnya bukan kali pertama dalam sejarah.

Pada 1929, Dr. Edmund Jacobson menerbitkan sebuah buku berjudul 'Progressive Relaxation' (Relaksasi Progresif). Buku tersebut memuat prosedur serta latihan yang membantu menghilangkan ketegangan otot dan tekanan mental. Setelah peluncuran buku tersebut, kata relax atau santai pun mulai umum digunakan.

Selanjutnya pada 1932, metode relaksasi baru lainnya mulai dikembangkan, yaitu 'autogenic training' atau pelatihan autogenik. Teknik ini mampu membuat seseorang menjadi lebih tenang hanya dengan memerintahkan tubuhnya untuk rileks.

Sebenarnya, SCUD Day juga mengalami perjalanan yang cukup panjang. Pada 1975, terdapat fase 'change the mood', yaitu Profesor Herbert Benson memperkenalkan metode relaksasi yang disebut 'the relaxation response' (respons relaksasi).

Pada 2000, terdapat face 'make it right'. Pada fase ini, menurut International Journal of Stress Management, terdapat seni t'ai chi yang dapat meningkatkan mood.

Pada 2006, masuk ke fase 'chill out' dengan adanya penelitian yang mengungkapkan bahwa stres kronis dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Hingga pada 2010 terdapat fase 'bright mind' dengan adanya penelitian yang mengungkapkan bahwa bersantai dapat meningkatkan daya ingat.

Saat perayaan SCUD Day, orang-orang bebas melakukan hal-hal positif yang dapat memberikan dampak baik untuk kualitas hidup, seperti berjalan-jalan, menonton film, membaca komik, berkumpul bersama teman, atau melalukan kegiatan menyenangkan lainnya. Fokus utama SCUD Day adalah melakukan kegiatan yang dapat mengundang tawa dan menghilangkan drama dalam hidup.

(Resla Aknaita Chak)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya