Liputan6.com, Yogyakarta - Terdapat perayaan unik yang dirayakan setiap 7 Juli, yaitu Hari Memaafkan Sedunia atau Global Forgiveness Day. Pada tanggal tersebut, orang-orang akan saling memaafkan dan meminta maaf atas kesalahan yang pernah dilakukan.
Melalui perayaan ini, orang-orang akan mengesampingkan perbedaan, melepaskan ego, serta menyingkirkan hal-hal negatif yang ada dalam diri mereka. Sehingga, mereka akan lebih bisa memaafkan satu sama lain tanpa paksaan.
Mengutip dari nationaltoday.com, Hari Memaafkan Sedunia awalnya digagas oleh The Christian Embassy of Christ's Ambassadors (CECA) di Kota Victoria, Kanada pada 1994. Mereka menggantungkan spanduk untuk mengampanyekan pentingnya memaafkan di pusat kota.
Advertisement
Baca Juga
Berawal dari situ, gerakan memaafkan pun mendapat sambutan baik dari banyak kalangan. Hal ini membuat kampanye tersebut menjadi dengan mudah tersebar dan terkenal di seluruh dunia.
Masih dari sumber yang sama, Hari Memaafkan Dunia sebenarnya telah dimulai pada 1962 dengan adanya 'A Symbol of Forgiveness' (Simbol Pengampunan). Saat itu, masyarakat di Kota Brookings, Oregon, memaafkan seorang pilot pesawat tempur Jepang yang mengebom mereka di Perang Dunia II (WW2).
Ia menawarkan pedang 400 tahun kepada mereka sebagai simbol niat baiknya. Pedang tersebut masih dipajang di kota ini sebagai tanda persahabatan mereka.
Selamat dari Upaya Pembunuhan
Selanjutnya pada 17 Mei 1981, terdapat 'The Pope Leads by Example' (Paus Pemimpin yang Teladan). Paus Yohanes Paulus II merupakan salah satu tokoh yang paling dicintai saat itu.
Ia selamat dari upaya pembunuhan oleh seorang pemuda radikal. Secara terbuka, ia pun memaafkannya pada hari tersebut.
Kemudian pada 1988, banyak orang yang setuju bahwa memaafkan itu penting. Penelitian yang dilakukan Organisasi Gallup menemukan bahwa 94 persen orang merasa memaafkan itu penting. Namun, 85 persen orang masih memerlukan bantuan dari luar untuk mencapai hal ini.
Selanjutnya pada 1994, ditemukanlah Hari Memaafkan Sedunia. Christian Embassy of Christ’s Ambassadors (CECA) menetapkan National Forgiveness Day (Hari Memaafkan Nasional), yang kemudian berganti nama menjadi Global Forgiveness Day (Hari Memaafkan Sedunia).
Tak berhenti di situ, pada abad ke-20, konsep memaafkan digabungkan dengan ilmu. Psikolog dan pendidik mulai menaruh perhatian pada sikap memaafkan dengan banyak melakukan penelitian dan berbagai proyek.
Konsep memaafkan memang menjadi suatu hal yang sulit bagi sebagian orang. Namun, adanya Hari Memaafkan Sedunia membuat konsep memaafkan menjadi lebih mudah dilakukan.
(Resla Aknaita Chak)
Advertisement