5 Fakta Menarik Lawang Ombo Lasem yang Jadi Pusat Perdagangan Candu Terlaris pada Zamannya

Berikut fakta menarik Lawang Ombo yang menjadi gudang candu di masa lalu.

oleh Tifani diperbarui 16 Jul 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2023, 06:00 WIB
Kementerian PUPR memulai penataan kawasan budaya Lasem di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. (Dok Kementerian PUPR )
Kementerian PUPR memulai penataan kawasan budaya Lasem di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. (Dok Kementerian PUPR )

Liputan6.com, Yogyakarta - Lawang Ombo menjadi satu dari banyak bangunan bersejarah di kawasan Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Dalam Bahasa Jawa, Lawang Ombo memiliki arti “pintu besar”.

Dikutip dari laman Kesengsemlasem.com, kusen pintu utama rumah itu memang cukup besar. Tingginya hampir dua kali tinggi gawang sepak bola dan lebarnya sekitar tiga meter.

Tak hanya soal pintunya, rumah Lawang Ombo menyimpan sebuah sejarah kelam di masa lalu. Berikut fakta menarik Lawang Ombo yang menjadi gudang candu di masa lalu.

1. Dibangun 1860-an

Lawang Ombo sengaja dibangun pada tahun 1860-an oleh Liem King Siok, pedagang yang berasal dari Tiongkok. Ia menjadikan Lawang Ombo sebagai gudang opium yang menjadi barang dagangannya.

Opium memang menjadi komoditas yang menjanjikan pada masanya. Belanda pun memiliki kebijakan tersendiri untuk memonopoli perdagangan supaya dapat menguasai opium.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Pusat Perdagangan Candu Ilegal Paling Laris

2. Pusat Perdagangan Candu Ilegal Paling Laris

Di dalam bangunan Lawang Ombo, terdapat sebuah sumur tua berdiameter kurang dari 1 meter. Konon, di dasar sumur ini terdapat sebuah terowongan yang menghubungkan rumah itu ke Pelabuhan Lasem.

Dulunya terowongan itu sengaja dibangun untuk menyelundupkan candu. Dari Pelabuhan Lasem, candu-candu yang datang dari luar negeri itu diselundupkan di Lawang Ombo terlebih dahulu.

Kemudian diedarkan ke berbagai tempat di Pulau Jawa. Pada saat itu, candu memang marak dikonsumsi berbagai kalangan, mulai dari kaum ningrat hingga rakyat jelata.

Sayangnya, kini akses menuju Pelabuhan Lasem itu sudah tidak terlihat lagi.

3. Arsitektur yang Menjadi Simbol Akulturasi

Budaya tidak hanya dapat dilihat dari segi sosial, namun arsitektur bangunan pun bisa menjadi salah satu objek menuangkan kebudayaan. Seperti halnya arsitektur Lawang Ombo yang menjadi simbol akulturasi budaya Eropa dan Tiongkok.

Pengunjung bisa melihat atapnya yang berbentuk ujung jerami sebagai bangunan khas Tiongkok. Kemudian disangga dengan tiang-tiang besar khas budaya Eropa.

4. Jadi Bangunan Cagar Budaya

Meski sudah tidak berpenghuni, Lawang Ombo masih digunakan untuk sembahyang oleh generasi penerus Liem King Siok. Selain itu juga ditetapkan sebagai cagar budaya, sehingga sering dikunjungi wisatawan.

Bahkan banyak dijadikan sebagai objek penelitian budaya, antropologi maupun sejarah. Pengunjung bisa menemukan barang-barang antik, termasuk pipa yang digunakan untuk menghisap opium serta lubang untuk menyelundupkan opium.

5. Tempat Wisata Populer di Lasem

Kini, Lawang Ombo menjadi salah satu destinasi wisata di Lasem yang dijuluki Kota China Tua. Tak hanya berkunjung, bahkan wisatawan juga bisa menginap di tempat itu.

letaknya juga tak jauh dari Kelenteng Cu An Kiong yang konon menjadi kelenteng tertua di Pulau Jawa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya