Bukan Sekadar Hiburan, Begini Cerita Kelam di Balik Panjat Pinang yang Jadi Lomba 17-an

Dahulu, panjat pinang menjadi hiburan bagi orang-orang Belanda yang berada di Indonesia.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 05 Agu 2023, 15:00 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2023, 15:00 WIB
Ilustrasi panjat pinang, lomba 17 Agustusan
Ilustrasi panjat pinang, lomba 17 Agustusan. (Photo by Zoraya Project on Unsplash)

Liputan6.com, Yogyakarta - Perayaan kemerdekaan Indonesia selalu diwarnai dengan semarak perlombaan. Salah satu jenis lomba yang selalu ada dalam setiap perayaan Kemerdekaan adalah panjat pinang.

Dalam perlombaan ini, peserta diharuskan untuk memanjat pohon pinang. Pohon itu telah dihaluskan kulit luarnya dan ditanam kuat dalam tanah.

Namun, ada juga yang menggunakan kayu maupun bambu sebagai pengganti pohon pinang. Kayu atau bambu tersebut juga telah dilumuri lumpur agar licin.

Ternyata, di balik keseruan aksi lomba panjat pinang terdapat cerita kelam di baliknya. Mengutip dari surakarta.go.id, tradisi perlombaan ini muncul sejak masa kolonial berkuasa di Indonesia.

Dahulu, panjat pinang menjadi hiburan bagi orang-orang Belanda yang berada di Indonesia. Dalam bahasa Belanda, panjat pinang disebut dengan 'de klimmast' yang artinya panjang tiang.

Awalnya, perlombaan ini hanya dilaksanakan saat merayakan ulang tahun Ratu Belanda. Namun, seiring perubahan zaman, panjat pinang mulai digelar di berbagai acara, mulai dari hari besar hingga pesta pernikahan.

Lomba yang berbentuk kelompok ini mengharuskan setiap tim untuk bergotong royong memperebutkan hadiah. Hadiah tersebut berada di puncak tiang yang harus mereka panjat.

Pada masa kolonial itu, lomba ini dianggap sebagai hiburan dan bahan tertawaan kaum kolonial Belanda. Mereka ingin melihat masyarakat pribumi memperebutkan barang mewah, seperti keju, gula, pakaian, dan lainnya.

Pada saat masyarakat pribumi berjuang untuk mendapatkan hadiah, mereka akan menonton dan menganggap hal itu sebagai bahan tertawaan. Lomba ini juga menyimbolkan perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan.

Namun, di sisi lain, perlombaan panjat pinang juga menyimbolkan gotong royong yang menumbuhkan rasa kebersamaan. Hal itu karena kekompakan antar anggota kelompok sangat diperlukan dalam panjat pinang.

Setiap tim dituntut untuk menciptakan kerja sama yang solid. Hingga saat ini, panjat pinang masih menjadi perlombaan yang populer di beberapa wilayah Indonesia.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya